Bongkah.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, Jawa Timur, menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Rapat membahas kesiapan daerah dalam memenuhi ketersediaan komoditas pangan untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok menjelang perayaan natal dan tahun baru (nataru).
Upaya menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok dibahas dalam rapat tingkat tinggi atau High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Mojokerto. Rapat pengendalian inflasi itu dilakukan guna membahas kesiapan daerah dalam memenuhi ketersediaan komoditas pangan.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati melihat gejolak harga kebutuhan bahan pokok selalu menjadi persoalan yang berdampak pada daya beli masyarakat. Maka, memenuhi ketersediaan komoditas pangan untuk menstabilkan harga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi agenda utama dalam upaya pengendalian inflasi.
“Dan secara otomatis mempengaruhi inflasi. Hal ini yang harus kita hadapi bersama,” katanya dalam rapat ‘Pengendalian Inflasi dan Ketersediaan Komoditas Pangan menjelang Nataru 2023’ dilaksanakan di Smart Room Satya Bina Karya (SBK), Pemkab Mojokerto, Rabu (22/12/2022) sore.
Rapat terpadu yang melibatkan jajaran Forkopimda Kabupaten Mojokerto dihadiri oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Dua narasumber yang hadir dari BI Perwakilan Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto.
Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko menyebutkan, inflasi Kabupaten Mojokerto pada Januari hingga November 2022 mencapai 5,08 persen. Pada November 2022 mengalami inflasi 0,12 dan di Jawa Timur sebesar 0,32.
“Sedangkan perbandingan inflasi november 2021 hingga november 2022 sebesar 1.06 persen,” ujarnya.
Teguh merinci beberapa kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi di Kabupaten mojokerto diantaranya, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok kesehatan, kelompok transportasi, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya, kelompok penyediaan makanan dan minuman / restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Kemudian kelompok komoditas yang mengalami deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok informasi dan jasa keuangan,” ujarnya.
Selain itu, Teguh menyebut, komoditas utama yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kabupaten Mojokerto bulan nopember 2022 adalah beras, daging ayam ras, tahu mentah, siomay dan tempe.
“Sedangkan komoditas yang menghambat inflasi merupakan komoditas-komoditas yang mengalami penurunan harga rata-rata dari bulan lalu seperti minyak goreng, genteng, daging sapi, pembasmi nyamuk bakar dan telepon seluler,” pungkasnya. (bid)