Ilustrasi
Ilustrasi (Istimewa)

Bongkah.id – Sejumlah wilayah di Jawa Timur tengah dilanda udara dingin yang menusuk, terutama saat malam hingga pagi hari. Fenomena yang dikenal masyarakat lokal sebagai “bediding” ini mulai terasa sejak pertengahan Juli 2025, dan diprediksi akan berlangsung hingga Agustus mendatang.

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, penurunan suhu tersebut tercatat terjadi sejak tanggal 17 hingga 21 Juli 2025. Beberapa daerah seperti Malang, Batu, dan Ponorogo mengalami suhu minimum antara 14 hingga 17 derajat Celsius.

ads

Terkait fenomena alam ini, BMKG Juanda menyampaikan jika hal ini terjadi secara wajar. Terjadi saat puncak musim kemarau. Penyebab utamanya adalah tiupan angin pasat timur yang membawa massa udara dingin dan kering dari Australia ke wilayah Indonesia.

Selain itu, langit cerah dan minim awan menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi pada malam hari langsung terlepas ke atmosfer. Akibatnya, suhu udara di permukaan menjadi jauh lebih dingin.

Siapa yang Paling Terpengaruh?

Wilayah dataran tinggi dan pegunungan menjadi yang paling terdampak. Di kawasan seperti Batu dan Probolinggo, para petani mengaku embun pagi yang muncul lebih tebal dari biasanya hingga membasahi lahan pertanian mereka.

Beberapa warga juga mengeluhkan rasa dingin yang tidak biasa, terutama saat harus beraktivitas di luar rumah di pagi hari. Kondisi ini dinilai cukup mengganggu rutinitas, terutama bagi anak-anak sekolah dan lansia.

Kapan Akan Berakhir?

Menurut BMKG, fenomena suhu dingin ini kemungkinan masih akan terjadi hingga akhir musim kemarau. Mengingat kemarau tahun ini diprediksi berlangsung lebih panjang, suhu rendah diperkirakan masih akan terasa hingga Agustus, dengan intensitas yang berangsur menurun.

Sebagai langkah antisipasi untuk menyikapi fenomena alam ini. Pemerintah daerah dan instansi terkait diimbau untuk memberikan edukasi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Warga diminta untuk mengenakan pakaian hangat, menggunakan selimut tebal saat malam, dan mengonsumsi makanan bergizi guna menjaga daya tahan tubuh.

Fenomena “bediding” bukan hal baru bagi masyarakat Jawa Timur, namun tetap menjadi perhatian setiap tahun karena dampaknya yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. (ata/sip)

11

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini