bongkah.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda Jawa Timur selama sepuluh hari ke depan.
Mulai 20 hingga 29 November 2025, hampir seluruh wilayah di provinsi ini berpotensi diguyur hujan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai petir dan angin kencang.
BMKG menyebut kondisi atmosfer yang dinamis berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, meliputi banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan jarak pandang terbatas.
“Waspadai potensi cuaca ekstrem di hampir seluruh wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi pada periode 20–29 November 2025,” tulis BMKG Juanda melalui unggahan resmi di Instagram pada Kamis, 20 November 2025.
38 Daerah Zona Risiko
BMKG merilis daftar wilayah yang berpotensi terdampak langsung. Hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur masuk kategori waspada, termasuk kawasan Surabaya Raya terdiri atas Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan Gresik.
Daerah lainnya antara lain Bangkalan, Banyuwangi, Kota Batu, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Lumajang, Lamongan, Kediri, Madiun, Magetan, Malang dan Mojokerto.
Terlebih Nganjuk yang dijuluki kota angin. Kemudian Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Sumenep, Surabaya, Trenggalek, Tuban, dan Tulungagung.
Hampir seluruh wilayah diprediksi mengalami cuaca ekstrem dengan variasi intensitas, terutama pada kawasan pantai selatan, tapal kuda, serta kota-kota dengan kepadatan penduduk tinggi.
Faktor Penyebab
BMKG menjelaskan bahwa intensifikasi hujan selama 10 hari ke depan dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer, di antaranya pola pertemuan angin (konvergensi) yang terbentuk di atas Jawa Timur, melintasnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby mulai 23 November 2025, kondisi atmosfer yang labil dan lembab dari lapisan bawah hingga atas sehingga memicu pembentukan awan konvektif.
Kombinasi faktor tersebut menghasilkan potensi hujan lebat yang dapat terjadi tiba-tiba, dengan durasi yang bervariasi setiap harinya.
BMKG Juanda menekankan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama selama periode siaga ini.
Wilayah pegunungan dan daerah bertopografi curam diminta lebih waspada terhadap ancaman longsor, banjir bandang, hingga pohon tumbang.
Instansi terkait juga diimbau melakukan langkah mitigasi sejak dini untuk mengurangi risiko korban dan kerugian akibat cuaca ekstrem. (kim/wid)
3




























