bongkah.id — Genangan air setinggi 30 cm masih merendam kawasan permukiman Gading Fajar dan Sidokare, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Kamis (20/11/2025) pukul 10.00 WIB.
Air tidak kunjung surut sejak hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah Sidoarjo selama empat jam, mulai pukul 14.00 hingga 18.00 WIB pada Rabu (19/11/2025).
“Biasanya genangan di Sidokare cepat surut setelah hujan berhenti. Sekarang air tetap merendam permukiman dari Rabu malam sampai Kamis siang,” kata Nila Paramita, warga RT 23 RW 06 Sidokare.
Warga khawatir jika hujan turun kembali, ketinggian air akan meningkat dan memperparah kondisi permukiman.
Aktivitas harian dan arus kendaraan terganggu signifikan. “Kami berharap Pemkab Sidoarjo segera melakukan penanganan untuk meminimalkan dampak lanjutan,” ujar Nila.

Pantauan lapangan menunjukkan banjir kembali menjadi langganan di Kecamatan Kota Sidoarjo setiap kali hujan deras turun. Genangan menghambat arus lalu lintas dan membuat banyak pengendara motor kesulitan melintas.
Pada Rabu malam, sejumlah jalan utama terendam, di antaranya Jalan Raya Cemengkalan, Jalan Pahlawan sisi timur, Jalan Diponegoro, sebagian Jalan Mojopahit, Jalan KH Mukmin, hingga Jalan Sidokare.
Di depan Lippo Plaza Sidoarjo, ketinggian air tampak tinggi karena pompa air ditengarai tidak berfungsi optimal, sehingga air meluap ke badan jalan.
Di Gading Fajar dan Sidokare, tinggi genangan mencapai selutut orang dewasa. Banyak sepeda motor mogok dan ditinggalkan pemiliknya di tengah jalan.
Berdasarkan informasi lapangan dan keterangan warga, banjir di tiga titik tersebut dipicu oleh saluran drainase tidak mampu menampung debit air akibat sedimentasi dan penyempitan.
Selain itu, tingginya intensitas hujan dalam waktu singkat yang membuat aliran air meluap. Kondisi semakin diperparah dengan pompa penyedot air di depan Lippo Plaza tidak berfungsi optimal, menyebabkan air menggenang lebih tinggi di Jalan Raya Cemengkalan.
Tengara lainnya adalah permukaan jalan lebih rendah dibandingkan area sekitarnya, terutama di Gading Fajar dan Sidokare, sehingga air mudah tertampung.
Tak kalah penting adalah banyaknya sampah yang menyumbat gorong-gorong, memperlambat aliran air ke saluran utama. (anto/wid)


























