Bongkah.id – Bukannya langsung dimarahi atau dihukum, 12 pelajar SMP yang tertangkap karena tawuran di kawasan Semolowaru, Surabaya, malah dikirim ke tempat pembinaan bernama Kampung Anak Negeri.
Tempat ini bukan seperti ruang tahanan, tapi lebih seperti sekolah kehidupan. Di sana, anak-anak ini akan belajar tentang disiplin, gotong royong, keterampilan, juga nilai-nilai kebangsaan dan agama.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa membentuk karakter anak bukan cuma tugas sekolah.
“Mendidik anak perlu sinergi antara orangtua dan guru. Kami ingin anak-anak ini punya masa depan, bukan malah dicap nakal seumur hidup,” katanya, Senin (19/5/2025).
Pemerintah kota melalui Dinas Pendidikan juga akan memanggil para orangtua dan guru untuk duduk bersama. Harapannya, semua pihak ikut terlibat membimbing anak-anak agar tak lagi terjebak di jalan yang salah.
Langkah ini menunjukkan bahwa Surabaya memilih untuk merangkul, bukan menghakimi. Karena setiap anak, seberapapun salahnya, tetap punya peluang untuk berubah dan tumbuh jadi pribadi yang lebih baik. (sip)