Bongkah.id – Pemerintah akhirnya menetapkan Harga Ecer Tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram (kg) naik dari Rp16 ribu menjadi Rp 18 ribu. Kenaikan ini berpengaruh pada harga ecer elpiji tabung melon di Kabupaten Jombang itu menjadi Rp 20 ribu.
“Naik sejak (15/1) Dari sub agen saya sekarang dapat Rp 18.500. Jadi saya jual sekarang Rp 20 ribu,” ujar salah satu pedagang di Kecamatan Plandaan, Senin (20/1/2025).
Kenaikan harga ini memang tidak berpengaruh pada daya beli masyarakat, lantaran elpiji merupakan barang yang selalu dibutuhkan.
“Untuk penjualan tetap seperti biasanya. Karena memang kebutuhan ya,” tegasnya.
Hal senada dengan Ahmad salah satu pedagang di Kecamatan Ngoro, dirinya kini menjual di angka Rp 20 ribu. Ini semenjak pemerintahan menaikan harga HET.
“Ya setelah HET itu naik jadi harga jual naik,” terangnya.
Untuk stok sendiri, lanjut Ahmad masih aman dan tidak ada keterlambatan pengiriman. “Kalau stok aman, pengiriman juga tidak terlembat,” kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang Suwignyo mengatakan, kenaikan HET di provinsi Jawa Timur itu paling belakang.
“Jadi provinsi-provinsi lainnya itu sudah naik. Jawa Timur ini paling belakang,” tegasnya.
Menurutnya, kenaikan HET ini tidak berpengaruh pada daya beli masyarakat. Karena meski tidak ada kenaikan HET. Banyak pengecer yang menjual dengan harga Rp 20 ribu.
“Sehingga pengecer ini sudah menjual melebihi HET,” kata dia.
Dirinya juga menegaskan, untuk kondisi stok saat ini masih sangat aman. Tidak ada keterlambatan pengiriman.
“Untuk stok aman. Kami juga sudah melakukan sosialisasi terkait dengan kenaikan HET ini,” pungkasnya. (Ima/sip)