Bongkah.id – Aksi pencurian bahan bakar minyak (BBM) solar milik PT Pertamina (Persero) di Fuel Terminal (FT) Tuban, Jawa Timur, diduga melibatkan pengusaha migas kelas kakap. Indikasi itu mengemuka dari status Kapal MT Putra Harapan yang digunakan pelaku ditengarai kuat adalah milik kongsi distributor BBM milik Anggota DPR RI yang bekerjasama dengan perusahaan pesaing Pertamina.
Hasil penelusuran menunjukkan, Kapal MT Putra Harapan diketahui milik perusahaan perusahaan layanan bunker standar internasional dan transportasi bahan bakar (fuel petroleum) yang bermarkas di Jalan Ikan Mungsing, Tanjung Perak, Surabaya. Kongsi ini tercatat hubungan kerjasama dengan PT AKR Corporindo Tbk, perusahaan minyak swasta pesaing Pertamina.
Perusahaan tersebut bertugas memasarkan dan mendistribusikan BBM merk dagang PT AKR Corporindo Tbk, AKRA SOL-8 (Solar) dan AKRA SOL-3 (FO).
Penelurusan tim di lapangan menemukan fakta lain yang tak kalah mengejutkan. Perusahaan distributor minyak itu terindikasi kuat milik salah satu anggota Komisi III DPR RI.
Indikasi itu diperkuat dengan keterangan salah seorang pegawai perusahaan tersebut saat ditemui di kantornya. Sayangnya, dia tak berani memberikan komentar lebih jauh ihwal kasus pencurian yang melibatkan kapal milik perusahaan tempatnya bekerja.
“Bapak (pimpinan) tidak ada di kantor. Seluruh pegawai juga sedang di Jakarta dari kemarin untuk mengurus (kasus) ini,” ungkapnya.
Sementara anggota DPR yang ditengarai pemilik perusahaan distributor tersebut belum menanggapi saat dikonfirmasi lewat telepon. Legislator ini merupakan satu-satunya anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra dari Dapil Jawa Timur 1 yang melenggang ke Senayan.
Diketahui, Tim Polairud Mabes Polri berhasil menggagalkan aksi pencurian BBM jenis solar milik Pertamina di sekitar single point morning (SPM) 150 milik PT Pertamina, perairan Tuban, Jawa Timur, Senin (15/3/2021) dini hari. Dalam penyergapan itu, polisi mengamankan dua dari empat pelaku yakni Ismail Ali dan M Taufik.
Baca: Polairud Gagalkan Pencurian 21 Ton Solar Milik Pertamina di Tuban
Ismail merupakan nahkoda kapal yang dijadikan tempat penampungan BBM hasil curian. Adapun Taufik berperan memantau situasi.
Petugas juga menyita barang bukti satu unit kapal, 21.517 liter atau 21 ton BBM jenis solar, satu selang pipa spiral dan katrol pipa, satu mulut pipa, serta dua ponsel. Sementara empat pelaku yang melarikan diri dengan menceburkan diri ke laut masih dalam pengejaran, salah satunya adalah mantan pegawai kontrak PT Pertamina.
“Satu tersangka adalah mantan dari mekanik yang pernah bekerja di SPM, sehingga sangat tahu bagaimana cara kerja di SPM. Pada saat kapal tanker Pertamina mengisi pipa bawah laut, akan ada sisa dari pada proses pemindahan itu, sisa inilah yang kemudian oleh para pelaku dicuri,” jelas Kepala Korps Kepolisian Air dan Udara Brigadir Jenderal Yassin Kosasih saat dihubungi pada Jumat (19/3/2021).
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Putut Andriatno, membenarkan keterlibatan mantan pegawai kontrak perusahaannya dalam kasus ini. Ia menyebutkan, oknum tersebut merupakan eks tenaga kontrak Pertamina yang dimaksud ialah Johnsle yang bertugas memperbaiki kerusakan.
“Dia adalah mantan tenaga kontrak yang kami pekerjakan oleh Pertamina untuk di perbaikan ataupun kerusakan yang ada di SPM,” kata Putut.
Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, FT Tuban memiliki peran strategis dalam mata rantai distribusi BBM karena sebagai salah satu sarana prasarana distribusi BBM di wilayah operasional. Dalam status keamanan FT Tuban dan seluruh sarana distribusi energi yang ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (OBVITNAS) mendapatkan perhatian khusus dari Aparat Penegak Hukum (APH). (bid)