Masyarakat perlu mengetahui dan mencatat, bahwa setiap hubungan bersifat unik. Yang dianggap sebagai hubungan beracun bagi satu individu, mungkin tidak berlaku untuk orang lain

bongkah.id – Istilah “toxic relationship” atau “hubungan beracun” mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia sekitar awal hingga pertengahan abad ke-21. Penggunaan istilah ini terkait dengan pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental. Sekaligus hubungan yang sehat.

Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun kesehatan mental seseorang. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman, bahkan keluarga.

ads

Kondisi yang bersifat merugikan secara emosional itu, kental menjadi bahasan dalam berbagai platform media sosial, artikel online, buku-buku self-help, dan kampanye kesehatan mental sejak bulan ketiga memasuki masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Istilah “toxic relationship” digunakan untuk menggambarkan hubungan yang dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan dampak negatif lainnya pada kesejahteraan psikologis individu.

Kendati istilah “toxic relationship” menjadi populer dalam beberapa dekade terakhir, sesungguhnya konsep hubungan beracun atau tidak sehat sudah dikenal sebelumnya dalam konteks psikologi dan kesehatan mental. Namun, pada masa-masa tersebut, istilah yang digunakan tidak seumum dan sespesifik yang saat ini dikenal sebagai “toxic relationship.”

Penting untuk diingat bahwa pemahaman tentang hubungan beracun dan bahayanya terhadap kesehatan mental telah berkembang seiring perjalanan waktu. Istilah “toxic relationship” menjadi semakin umum. Digunakan untuk merangkum berbagai dinamika negatif dalam suatu hubungan.

1
2
3
4

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini