Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Menyuapi Istrinya dengan Olahan Pangan Non Beras di Ballroom Aston Kahuripan.
Plt Bupati Sidoarjo, Subandi Menyuapi Istrinya dengan Olahan Pangan Non Beras di Ballroom Aston Kahuripan.

Bongkah.id – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menggelar pelatihan pangan olahan nonberas dan terigu kepada ratusan para pendidik.

Plt Bupati Sidoarjo, Sugandi mengatakan bahwa konsumsi pangan yang berkualitas sangat penting dalam menunjang kebutuhan dan perkembangan tubuh yang sehat, aktif, cerdas dan produktif.

ads

Kualitas konsumsi pangan dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan. Bahan baku pangan lokal di Indonesia sangat beragam antara lain singkong, garut, sukun, jagung, sagu, ubi jalar dan sebagainya.

“Makanan yang berasal lokal saat ini dianggap sebagai makanan khas. Pamornya masih kurang bersinar dibandingkan dengan makanan yang berbahan dasar terigu,” ungkapnya, Rabu (18/9/2024).

Padahal tepung terigu ini mengandung gluten, kurang bagus bagi kesehatan. Berbahaya bagi orang yang memiliki alergi makanan. Dan mengakibatkan peradangan usus kecil karena zat gluten ini sulit dicerna oleh pencernaan jika terlalu banyak dikonsumsi. Selain itu dapat mengakibatkan obesitas, zat gluten berbahaya bagi anak autis karena memicu peradangan yang mengakibatkan semakin hiperaktif.

Lebih lanjut menurut Subandi, konsumsi bahan dasar tepung terigu di Indonesia mencapai 99,7%, dari total seluruh konsumsi masyarakat. untuk itu, melalui pelaksanaan kegiatan ini diharapkan berkembangnya usaha pangan olahan berbasis sumber daya lokal sehingga dapat meningkat sehingga ekonomi masyarakat juga meningkat.

“Untuk mendukung perekonomian di Sidoarjo melalui kreativitas ibu-ibu melalui kesukaan ibu, pemerintah bersiap membwrikan pelatihan dan pe.bekalan kepada ibu-ibu sebagai penyangga rumah tangga juga aebagai tenaga pendidik yang bisa mencetak generasi emas baik melalui pendidikan maupun konsumsi makanan”, pungkasnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Eni Rustianingsih mengatakan tujuan kegiatan ini adalah memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal yang salah satunya adalah singkong. Dimana isu konsumsi gluthein berlebih menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan penyerapan zat besi untuk anak-anak, gizi menjadi buruk, infeksi tenggorokan, alergi, sesak napas serta auto imun.

“Harapananya ibu-ibu bisa memahami bahan pangan yang aman. Salah satunya dari singkong serta bagaimana inovasinya, tantangan dan ancaman. Ancaman disini dalam arti daya saing produk agar produk-produk kita dapat diterima bukan hanya di dalam negeri tapi diluar negeri,” ungkapnya. (yg/rf)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini