Ketua Palang Merah Indonesia M Jusuf Kalla (tengah) dalam kunjungannya ke Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Rabu (17/6/2020) didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan Wagub Emil Elistianto Dardak (kanan).

Bongkah.id – Jawa Timur mencatat rekor tambahan kasus positif Covid-19 terbanyak dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini membuat potensi jumlah pasien corona di Jatim melonjak tinggi, bahkan bisa melebihi DKI Jakarta.

Kekhawatiran terjadinya lonjakan drastis jumlah pasien Covid-19 di Jatim ini disampaikan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla.

ads

Jatim jumlah penduduknya lebih banyak dibanding DKI Jakarta, potensi (penyebaran) virus tentu tinggi,” ujar Kalla, itu saat berkunjung ke Gedung Negara Grahadi, Rabu (17/6/2020).

Di saat tren kasus corona di DKI turun, tambahan pasien Covid-19 di Jatim justru terus meningkat. Kalla menyebutkan, setiap hari rata-rata penambahan jumlah pasien Covid-19 di Jatim 150 lebih tinggi dari tambahan kasus di DKI.

“Beberapa hari ini, Jakarta cenderung mulai stabil turun, ini (Jatim) malah naik. Kalau itu berlangsung terus, maka tidak lama lagi (pasien corona) Jatim bisa lebih tinggi dari Jakarta,” tutur Kalla.

Karena itu, Kalla menghimbau agar kepala daerah di Jatim segera merapatkan barisan dan melakukan upaya sistematis untuk menekan penyebaran virus corona. Mantan Wakil Presiden RI itu mengingatkan, gubernur bersama walikota dan bupati mengesampingkan ego sektoral dan berbagi tugas sesuai tupoksinya. Selain meningkatkan koordinasi dan sinergitas antar kepala daerah.

“Artinya bahwa dibutuhkan upaya yang luar biasa untuk menurunkan ini. Saya percaya bu gubernur bekerja luar biasa, walikota bekerja keras. Tapi perlu (langkah) sistimatik dan koordinasi,” tandas Kalla.

Pernyataan Jusuf Kalla ini seolah menyindir polemik yang terjadi antara Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kerap terjadi sejak virus corona mewabah di Jatim.

“Hari ini kita harus bersama-sama untuk mencegah, mesti menurunkannya,” ujar Kalla.

Sementara PMI, lanjut Kalla, akan mengerahkan bantuan dengan memprioritaskan penanganan Covid-19 di Provinsi Jatim.

“Kalau kami PMI tetap berpegang pada prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati, apabila tak bisa karena ini perang maka kita harus matikan virusnya,” pungkasnya.

Data dari Dinas Kominfo Jatim, per Selasa ada penambahan 241 kasus untuk Jatim. Sehingga total pasien Covid-19 mencapai 8.290 pasien positif Covid-19.  Kota Surabaya menempati posisi terbanyak dengan 4.181 orang. Diikut Sidoarjo dengan 1.020 pasien, dan Gresik sebanyak 360 pasien. Tiga daerah tersebut masih menjadi episentrum penyebaran pasien Covid-19 di Jatim.

Data sebaran Covid-19 di Jatim per Rabu (17/6/2020) sudah mencapai 8.308 kasus. Angka tersebut hanya terpaut sekitar 1.000 dengan jumlah kasus Covid-19 di DKI sebanyak 9.349 pasien.

Jumlah kasus Covid-19 di Jatim ini yang melaju cepat itu akibat tingginya penambahan kasus dalam dua pekan terakhir. Termasuk data yang masuk dalam 24 jam terakhir (Selasa-Rabu), hingga pukul 12.00 WIB tercatat ada tambahan 225 pasien di Jatim, sementara DKI Jakarta hanya 127 orang.

Secara akumulatif se-Indonesia hari ini, ada tambahan 1.031 kasus. Sehingga totalnya sekarang 41.431 orang telah terinfeksi Covid-19.

Tingginya tambahan dan total pasien corona di Jatim didominasi kasus di Kota Surabaya. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim menyebut, hal itu salah satunya disebabkan rendahnya komitmen dan rasio tracing di Kota Pahlawan.

“Kota Surabaya ini ternyata rasio tracingnya terendah di Jatim, hanya 2,8 persen dari 1 kasus positif yang ditemukan. Padahal jumlah pasien dan angka kematiannya tertinggi, ada 234 pasien Covid-19 yang meninggal dunia,” ungkap Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, Rabu (17/6/2020).

Joni menegaskan, rendahnya komitmen tracing ini tidak bisa dibiarkan berlangsung terus. Hal ini jika ingin serius dalam melakukan pemutusan mata rantai penularan virus Corona di tengah pandemi.

“Dua daerah yang PSBB kemarin rasio tracingnya di atas Surabaya. Kabupaten Sidoarjo rasio tracingnya adalah 3,5 dengan jumlah kematian 57 orang. Kabupaten Gresik rasio tracingnya adalah 8,8, jumlah kematiannya 19 orang,” beber Joni.

Sementara daerah dengan rasio tracing tertinggi adalah Kabupaten Kediri sebesar 19,9. Jumlah kematian dari kasus terkonfirmasi positif covid-19 hanya 8 orang. (bid)

Sebaran 41.431 Kasus Positif Covid-19 per Rabu (17/6/2020): 

  1. Aceh: 37 kasus
  2. Bali: 829 kasus
  3. Banten: 1.309 kasus
  4. Bangka Belitung: 147 kasus
  5. Bengkulu: 105 kasus
  6. DI Yogyakarta: 276 kasus
  7. DKI Jakarta: 9.349 kasus
  8. Jambi: 109 kasus
  9. Jawa Barat: 2.703 kasus
  10. Jawa Tengah: 2.346 kasus
  11. Jawa Timur: 8.533 kasus
  12. Kalimantan Barat: 282 kasus
  13. Kalimantan Timur: 397 kasus
  14. Kalimantan Tengah: 702 kasus
  15. Kalimantan Selatan: 2.208 kasus
  16. Kalimantan Utara: 171 kasus
  17. Kepulauan Riau: 263 kasus
  18. Nusa Tenggara Barat: 978 kasus
  19. Sumatera Selatan: 1.541 kasus
  20. Sumatera Barat: 691 kasus
  21. Sulawesi Utara: 736 kasus
  22. Sumatera Utara: 970 kasus
  23. Sulawesi Tenggara: 292 kasus
  24. Sulawesi Selatan: 3.200 kasus
  25. Sulawesi Tengah: 172 kasus
  26. Lampung: 169 kasus
  27. Riau: 128 kasus
  28. Maluku Utara: 322 kasus
  29. Maluku: 520 kasus
  30. Papua Barat: 214 kasus
  31. Papua: 1.311 kasus
  32. Sulawesi Barat: 99 kasus
  33. Nusa Tenggara Timur: 108 kasus
  34. Gorontalo: 214 kasus
1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini