Bongkah.id – Dua hacker asal Indonesia diciduk Tim Siber Ditreskrimus Polda Jawa Timur setelah menduplikasi situs resmi pemerintah Amerika Serikat (AS). Melalui situs palsu itu, pelaku dan sindikatnya berhasil membobol dana bantuan sosial COVID-19 untuk warga AS senilai 60 juta USD atau setara Rp 875 miliar.
Tersangka MZMSBP berperan membuat situs palsu dan SFR bertugas menyebarkan informasi melalui sms blast. Keduanya bekerjasama dengan S yang disebut sebagai otak intelektual aksi kejahahatan siber ini.
Baca: Kerjasama FBI, Tim Siber Polda Jatim Bongkar Sindikat Penipuan Website Palsu Pemerintah AS
SFR yang hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur menyebar SMS blast ke 20 juta warga AS. SMS tersebut berisi tautan yang mengarah ke situs web bansos Amerika palsu yang dibuat oleh MZMSBP.
Dari jutaan orang yang dikirim SMS blast, pelaku menargetkan sedikitnya 30.000 warga negeri Paman Sam yang dapat merespon informasi dengan mengirim informasi pribadi mereka. Alhasil hasil data pribadi yang berhasil dicuri diberikan kepada S, yakni warga negara India yang terlibat aksi kriminal tersebut melalui WhatsApp dan Telegram.
Dari 30.000 data, dana bansos Amerika Serikat yang berhasil cair dan dicuri pelaku mencapai 60 juta USD atau setara Rp 875 miliar.
“Untuk dua orang yang sudah ditangkap, mendapatkan 30.000 dollar AS (sekitar Rp 437 juta) per bulan,” kata Direktur Reskrimsus Polda Jawa Timur Kombes Farman.
Kedua pelaku berhasil ditangkap atas kerjasama Polda Jatim dengan FBI, Biro Investigasi Federal AS. Sementara satu tersangka yakni S yang diduga merupakan warga negara India masih dalam pengejaran (buronan).
Atas perbuatannya SFR dan MZMSBP terancam 9 tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp 3 miliar. (bid)