Wabah Corona diprediksi berimbas pada peningkatan jumlah pengangguran terbuka paling buruk sampai 9,3 juta orang atau 11,47 persen dari total angkatan kerja.

Bongkah.id – Sebuah lembaga riset ekonomi memprediksi wabah virus corona berpotensi melahirkan ledakan jumlah pengangguran di Indonesia. Skenario terburuk, angka pengangguran terbuka bisa melonjak 9,35 juta orang pada kuartal II 2020.

Lembaga riset Center of Reform on Economics (CORE) menaksir, angka penangguran itu meningkat dua kali lipat dibanding periode Agustus 2019 (akhir kuartal III 2019). Di mana dari lonjakan jumlah itu, 6,94 juta pengangguran tambahan berasal dari Pulau Jawa.

ads

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran pada Agustus 2019 mencapai 7,05 juta orang atau 5,28% dari total angkatan kerja. Jika merujuk perkiraan CORE, maka angka penangguran mencapai 11,47%.

Namun ada pula perkiraan skenario ringan dan sedang. Dalam skenario ringan, tambahan pengangguran diperkirakan 4,25 juta orang atau 8,2% dari jumlah angkatan kerja. Dari jumlah tambahan pengangguran itu, 3,4 juta orang di antaranya berada di Pulau Jawa.

Adapun pada skenario sedang, akan terdapat tambahan 6,68 juta orang yang menganggur atau 9,79% dari total angkatan kerja. Tambahan 5,06 juta penangguran di antaranya ada di Pulau Jawa.

Penambahan jumlah pengangguran terbuka yang signifikan itu, menurut CORE bukan hanya disebabkan oleh perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga karena perubahan perilaku masyarakat imbas kebijakan pembatasan sosial skala kecil maupun skala besar terkait pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran -2 persen hingga 2 persen. Lonjakan pengangguran terbuka juga disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat terkait pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam skala kecil maupun skala besar,” tulis CORE dalam keterangan resminya dikutip Kamis (16/4/2020).

Sebelum wabah Covid-19 menyerang, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran tahun ini dapat turun ke kisaran 4,8% hingga 5,1%. Kini, akibat wabah coronavirus di hampir seluruh daerah, pemerintah mencatat terdapat 1,65 juta orang yang tidak bekerja akibat pandemi corona.

Hingga saat ini, pengangguran terjadi akibat PHK dan terpaksa dirumahkan akibat banyak sektor usaha yang tertekan.

Pemerintah memiliki prediksi berbeda dengan CORE. Meskipun sama-sama mengalami kenaikan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, lonjakan tidak hanya terjadi pada jumlah pengangguran. Melainkan juga angka kemiskinan di Indonesia dampak pandemi coronavirus.

“Dalam skenario berat kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru dan kalau skenario yang lebih berat bisa 5,2 juta,” kata Sri Mulyani.

Sedangkan angka kemiskinan, kata Sri Mulyani, dalam skenario berat akan bertambah 1,1 juta orang. Bahkan kemungkinan paling buruk, angka kemiskinan bisa bertambah 3,78 penduduk.

Menurut Sri Mulyani, kenaikan jumlah penduduk miskin itu wajar dalam kondisi perekonomian yang terpukul berat akibat serangan virus. Menkeu memperkirakan,  produk domestik bruto (PDB) mengalami pukulan sangat keras.

“Ini (Covid-19) pasti akan menyebabkan pengaruh pada dampak sosial dan pembangunan kita,” jelasnya. (bid)

5

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini