bongkah.id – Neraca perdagangan Jawa Timur mengalami defisit 248,83 juta dolar AS pada bulan Desember 2020. Ini karena angka ekspornya mencapai 1,78 miliar dolar AS. Meningkat 10,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara angka impornya menjadi 2,03 miliar dolar AS. Meningkat 13,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif Januari – Desember 2020, neraca perdagangan Jawa Timur masih mengalami defisit sebesar 768,65 juta dolar AS.
Peningkatan 10,58 persen ekspor Jatim pada Desember 2020 dibanding bulan sebelumnya. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Dadang Hardiwan dalam keterangan virtualnya di Surabaya, Sabtu (16/1/2021), disebabkan terjadinya peningkatan kinerja ekspor sektor migas maupun nonmigas. Peranan ekspor sektor migas menyumbang 14,43 persen total ekspor Jawa Timur pada Desember 2020.
“Ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 5,97 persen. Yaitu dari 1,44 miliar dolar AS menjadi 1,52 miliar dolar AS. Atau menyumbang sebesar 85,57 persen dari total ekspor bulan ini,” katanya.
Untuk kinerja ekspor sektor migas pada Desember 2020, meningkat sebesar 49,06 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, dari 172,45 juta dolar AS menjadi 257,06 juta dolar AS.
Sementara itu, golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur, dengan nilai transaksi sebesar 170,80 juta dolar AS. Atau meningkat 29,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 131,51 juta dolar AS.
“Golongan ini berkontribusi sebesar 11,20 persen pada total ekspor nonmigas Jatim pada Desember 2020, dan paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 70,41 juta dolar AS,” tambahnya.
Berdasar negara tujuan utama ekspor nonmigas, dikatakan, Amerika Serikat adalah negara tujuan utama ekspor Jawa Timur pada Desember 2020, disusul ke Tiongkok dan Jepang. Sepanjang Desember 2020, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Amerika Serikat mencapai 235,53 juta dolar AS, ke Tiongkok dan Jepang berturut-turut sebesar 227,31 juta dolar AS dan 190,52 juta dolar AS.
Demikian pula dalam bidang impor. Menurut dia, pada Desember 2020 meningkat sebesar 13,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,78 miliar dolar AS menjadi 2,03 miliar dolar AS, baik dari sektor migas maupun nonmigas yang sama-sama mengalami peningkatan. (ima)