Bupati Subandi sidak betonisasi jalan di Bringinbendo

bongkah.id – Matahari Minggu (14/12/2025) pagi belum sepenuhnya tinggi ketika Bupati Sidoarjo Subandi menapakkan kaki di Kecamatan Taman.

Di penghujung tahun, saat sebagian orang mulai menghitung hari menuju libur panjang, ia justru memilih menyusuri ruas jalan dan proyek pembangunan. Baginya, akhir tahun bukan alasan untuk melonggarkan pengawasan.

ads

Langkahnya terhenti di Desa Bringinbendo. Di sana, suara alat berat dan tumpukan material beton menjadi penanda adanya proyek besar tengah berlangsung.

Betonisasi jalan dan pembangunan jembatan crossing saluran air di kawasan ini diharapkan menjadi penopang aktivitas warga setempat. Namun di balik harapan itu, terselip persoalan yang tak bisa diabaikan.

Dari hasil inspeksi mendadak yang dilakukan, Subandi menemukan fakta bahwa proyek betonisasi mengalami keterlambatan cukup signifikan.

Deviasi pekerjaan mencapai 22 persen, sementara waktu penyelesaian tinggal menyisakan 13 hari. Angka-angka itu bukan sekadar data teknis, melainkan potensi masalah bagi warga yang setiap hari bergantung pada akses jalan tersebut.

Musim hujan menjadi alasan utama keterlambatan. Curah hujan yang tinggi membuat proses pengerjaan tak selalu bisa dilakukan sesuai rencana.

Tanah basah, cuaca yang tak menentu, hingga keterbatasan waktu kerja menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja di lapangan, baik pada proyek betonisasi jalan maupun pembangunan jembatan.

Meski memahami kondisi tersebut, Subandi tak menutupi kekecewaannya. Ia menegaskan bahwa setiap proyek memiliki target waktu yang harus dipatuhi.

Keterlambatan, sekecil apa pun, akan berimbas pada kontraktor, termasuk risiko denda apabila pekerjaan tidak selesai sesuai kesepakatan.

“Kalau tidak tepat waktu, kasihan juga para kontraktor karena harus membayar denda. Yang terpenting bagi kami bukan menerima denda, tetapi pekerjaan selesai sesuai jadwal,” tuturnya di sela peninjauan.

Lebih dari sekadar angka dan tenggat waktu, Subandi menaruh perhatian pada dampak langsung yang dirasakan masyarakat. Proyek yang tak kunjung rampung berpotensi menghambat mobilitas warga, memperlambat distribusi barang, bahkan mengganggu denyut ekonomi di tingkat lokal.

“Jika proyek selesai sesuai target, aktivitas warga tidak terganggu dan perekonomian masyarakat bisa tetap berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Ke depan, Pemkab Sidoarjo berencana melakukan evaluasi besar terhadap seluruh proyek pembangunan pada 2025. Evaluasi ini tidak hanya berbicara soal hasil akhir, tetapi juga proses, mulai dari perencanaan hingga pemilihan kontraktor. Harapannya, setiap pembangunan benar-benar memberi manfaat nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Bagi Subandi, infrastruktur bukan sekadar beton dan besi. Ia adalah jalur kehidupan warga, penghubung aktivitas sehari-hari, sekaligus pondasi pertumbuhan ekonomi.

Karena itulah, di tengah rintik hujan dan sisa hari di akhir tahun, pengawasan tetap dilakukan, agar jalan di Sidoarjo tetap hidup, dan pembangunan tak kehilangan arah. (anto).

5

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini