Anthony Sukanto, dari kolektor numismatik ke kolektor lukisan, kemudian mendirikan pabrik cat akrilik Tesla.

bongkah.id – Dalam lintasan perjalanan kreatif Anthony Sukanto, seni bukan sekadar ruang ekspresi tetapi jembatan yang menghubungkan dua dunia, yakni sejarah yang terpatri pada koin dan uang kertas, serta imajinasi yang meletup melalui pigmen akrilik.

‎Pendiri Tesla Paints ini memandang seni rupa sebagai bahasa panjang yang tumbuh dari ketekunan, rasa ingin tau, dan keberanian menciptakan sesuatu yang baru.

‎Lahir dan tumbuh di Medan, Anthony kecil sudah akrab dengan buku-buku desain seni rupa yang dibelikan ayahnya. Dari komposisi dasar hingga ritme visual, halaman-halaman itu menjadi pijakan awal yang kelak membentuk insting visualnya.

‎Meski menempuh studi Ilmu Komunikasi Pemasaran Digital Strategis di Universitas Pelita Harapan pada 2010, ketertarikan terhadap seni tak pernah padam.

‎Justru ketertarikan itu mengantarnya ke wilayah yang jarang disentuh anak muda, yaitu numismatik, dunia koleksi uang kuno. Di ruang sunyi para kolektor, Anthony membaca seni dalam bentuk lain, melihat detail engraver pada koin, mempelajari guratan halus uang kertas, hingga memahami perubahan warna alami yang terjadi selama puluhan tahun. Setiap keping logam baginya adalah catatan sejarah.

‎Engraver adalah orang yang ahli dalam seni ukir (engraving) atau alat yang digunakan untuk mengukir permukaan benda keras seperti logam, kayu, kaca maupun plastik.

‎Pertemuannya dengan Mujirun, pelukis sekaligus engraver yang pernah terlibat dalam desain uang Republik Indonesia, menjadi pelajaran penting.

‎“Dari beliau saya memahami bagaimana detail kecil dapat menyimpan sejarah besar,” ujar Anthony saat ditemui di Galeri Merah Putih, komplek Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur.

‎Kedekatannya dengan komunitas seni membuatnya kian mengenal dunia lukis. Ia melihat seniman bergumul dengan karakter cat akrilik. Mulai densitas pigmen, opasitas, hingga vibrasi warna di bawah cahaya galeri.

‎Dari sini muncul pertanyaan yang mengubah arah hidupnya, mengapa tidak menciptakan cat akrilik yang bisa memenuhi kebutuhan seniman?

‎Pertanyaan itu berubah menjadi eksperimen. Anthony membangun laboratorium kecil, menguji resin, menakar pigmen, hingga meracik formula demi formula.

‎Proses panjang itu melahirkan Tesla Paints pada 2017 di Semarang, sebuah pabrik yang ia bangun bukan semata sebagai produsen tetapi ruang inovasi warna bagi seniman Indonesia.

‎Kini, Anthony dikenal sebagai sosok unik, produsen cat akrilik, kolektor lukisan sekaligus numismatis. Dua dunia yang tampak berbeda itu justru saling menguatkan. Yang satu mengabadikan sejarah yang lain melahirkan imajinasi.

‎Melalui Tesla Paints, Anthony membuktikan bahwa hobi dan profesi bisa berpadu menjadi ekosistem kreatif yang lebih luas. Bahwa kecintaan pada detail, baik pada patina logam maupun pigmen akrilik, dapat menuntun seseorang melahirkan karya yang memantik perjalanan seni banyak orang.

‎Dari koin kuno hingga warna-warna akrilik, Anthony Sukanto hadir sebagai penghubung dua lini estetika yang terus berkembang. ‎(anto/kim)

9

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini