Bongkah.id – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menargetkan Indonesia terbebas dari pandemi COVID-19 tepat di hari peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2021. Untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan setidaknya 89.000 Bhabinkamtibmas Polri dan Babinsa TNI yang membantu melacak (tracing) penyebaran virus.
Ketua Satgas COVID-19, Doni Monardo mengatakan, pencapaian target tersebut harus diiringi kebijakan yang tepat dan kepatuhan masyarakat. Pelibatan Bhabinkamtibmas Polri dan Babinsa TNI untuk aktif melacak warga yang terkonfirmasi maupun terindikasi COVID-19 menjadi salah satu faktor penting.
“Target kita adalah pada 17 Agustus yang akan datang kita harus betul-betul terbebas dari Covid. Artinya Covid betul-betul pada posisi yang dapat dikendalikan,” kata Doni dalam rapat koordinasi yang digelar secara virtual di kanal Youtube Pusdalops BNPB, Senin (15/2/2021).
Di samping itu, lanjut Doni pemerintah daerah juga harus melibatkan masyarakat dalam menangani Covid-19. Ia menyebut, masyarakat bisa bersama-sama mencari cara terbaik dalam menanggulangi pandemi.
“Lewat komando Presiden Jokowi kita lebih fokus pada pendekatan berbasis mikro, RT/RW,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Menurutnya, semua pihak harus menyadari bahwa salah satu kunci utama dalam penanggulangan wabah Covid-19 adalah kedisiplinan dan kepatuhan warga dalam menjalani protokol kesehatan.
Oleh sebab itu, Doni meminta agar warga tetap menaati semua ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk soal aturan-aturan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Pulau Jawa yang sudah berlangsung sejak 8 Februari hingga 22 Februari mendatang.
Baca: Mendagri Terbitkan Inmendagri tentang PPKM Mikro Tingkat RT/ RW
Baca: Pemerintah Belum Bayar Biaya Perawatan Pasien COVID-19, Rumah Sakit Swasta Terancam Kolaps
“Kita berharap setiap daerah yang padat penduduknya, terutama perkotaan yang memiliki pemukiman padat seperti rusun bahkan apartemen hendaknya bisa didapatkan cara terbaik bagaimana meredam kasus harian maupun aktif,” tuturnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Bhabinkamtibmas dan Babinsa merupakan garda terdepan TNI-Polri yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Mereka lah yang paling dibutuhkan untuk menekan pandemi melalui pelacakan orang-orang yang terindikasi terpapar COVID-19.
“Aturan dari WHO, untuk setiap 100.000 populasi dibutuhkan 30 tracer atau pelacak. Jadi saya hitung butuhnya sekitar 89.000 tracer. Saya tidak mungkin punya (sumber daya) itu,” kata Menkes Budi dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Mabes Polri Jakarta, Senin (15/2/2021).
Menkes menjelaskan, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah memberi lampu hijau terkait permintaan bantuan ini. Pihaknya juga telah mengadakan pelatihan bagi para Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menjadi tracer COVID-19.
“Alhamdulillah sudah dapat izin dari Panglima dan Kapolri (untuk) bantu menggerakannya. Sekarang training-nya sudah berjalan di seluruh Polda dan Kodam,” ujarnya.
Dalam strategi tracing, ia mencontohkan apbila satu orang diketahui terpapar Covid-19, maka dalam 72 jam, harus ditelusuri dan diketahui 30 orang yang pernah kontak erat dengan penderita dan dilakukan tes usap antigen terhadap 30 orang itu. Pengetesan jenis antigen dipilih karena bisa dilaksanakan di daerah-daerah serta hasil tes yang bisa diketahui lebih cepat.
Sebagai tracer, nantinya para Bhabinkamtibmas dan Babinsa berperan melacak orang-orang yang terinfeksi dan menemukan 30 orang yang kontak erat dengan penderita melalui strategi 3T (testing, tracing dan treatment) yang bekerja sama dengan puskesmas.
Berdasar data hingga Senin (15/2/2021), kasus positif virus corona di tanah air sudah mencapai 1.223.930. Dari jumlah tersebut, 1.032.065 dinyatakan sembuh dan 33.367 orang lainnya meninggal dunia. (bid)