Bongkah.id – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) kian meluas. Puluhan ribu rumah warga terendam air dan sedikitnya 84.438 jiwa dari 22.765 kepala keluarga terdampak musibah ini.
Banjir telah merendam paling tidak 200 ribu rumah di lima daerah di Kalimantan Selatan. Kelima daerah kota/kabupaten di provinsi itu telah menetapkan status tanggap darurat.
Kelimanya yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kota Banjarbaru dengan masa tanggap darurat berlaku selama tujuh hari. Kemudian Kabupaten Banjar dan Tanah Laut sudah menetapkan tanggap darurat tiga hari lalu. Sebelumnya BNPB melaporkan ada 21.990 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Tanah Laut.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan saat ini tinggi muka air terpantau sekitar 150 cm sampai 200 sentimeter, yang merendam 6.346 unit rumah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Djati, Jumat (15/1).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyebut jumlah warga terdampak di Kabupaten Tanah Laut lebih mencapai 21.990 jiwa. Jumlah warga terdampak dihitung sejak banjir terjadi 3-15 Januari.
“BPBD Kabupaten Tanah Laut juga menginformasikan akses jalan dari Palaihari ke Banjarmasin terputus akibat banjir. Saat ini tim gabungan bergotong royong dalam melakukan penanganan bencana yang terjadi,” kata Jati kepada wartawan, Jumat (15/1/2021).
Presiden Joko Widodo sudah meminta laporan langsung dari Gubernur Kalimantan Selatan terkait perkembangan penanganan banjir. Jokowi memerintahkan jajaran segera mengirimkan bantuan, terutama perahu karet, ke lokasi banjir di Kalsel.
“Saya telah memerintahkan Kepala BNPB, telah memerintahkan juga Panglima TNI dan Kapolri, untuk secepat-cepatnya mengirim bantuan terutama yang berkaitan dengan perahu karet yang sangat dibutuhkan penanganan bencana banjir di Kalimantan Selatan,” kata Jokowi dalam video di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (15/1/2021).
Selain banjir di Kalsel, Jokowi juga terus memantau perkembangan penanganan bencana di sejumlah daerah lain. Jokowi menegaskan pemerintah harus terus hadir melindungi warga.
“Saya akan terus memantau perkembangan bencana di Tanah Air, baik yang ada di Sumedang, di Majene, Sulawesi Barat, kemudian banjir yang ada di Kalimantan Selatan. Kita ingin baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat selalu hadir di tengah masyarakat dalam keadaan bencana ini,” ujar Jokowi.
Kalimantan Selatan juga merupakan bagian dari Indonesia. Ayo viralkan sambil berdoa untuk keselamatan kami yang ada di sini #PrayforKalsel pic.twitter.com/Sni7IYSJUl
— Torieq (@mtorieqa) January 15, 2021
Sementara Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini pun menginstruksikan jajarannya untuk terjun langsung ke lokasi banjir sesuai instruksi Presiden Jokowi. Risma meminta bawahannya untuk segera menyalurkan bantuan ke masyarakat terdampak.
“Bantuan ini diharapkan dapat membantu para korban yang terdampak banjir,” kata Kepala Balai BRSPDM Budi Luhur Banjarbaru Herry Pawoko, melalui keterangan tertulis Kemensos yang diterima di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Herry mengatakan setelah menerima arahan Mensos, Balai BRSPDM Budi Luhur Banjarbaru langsung mendirikan posko darurat bencana banjir. Salah satu tindakan utama yang dilakukan ialah membantu para penyintas, yakni para lansia, anak-anak, ibu hamil, bayi dan kelompok rentan lainnya.
“Pekerja sosial langsung memberikan layanan psikososial dan trauma healing bagi para penyintas,” katanya.
Banjir melanda Kalimantan Selatan sejak Kamis (14/1/2021) malam. Kejadian ini disebabkan meluapnya air sungai ke pemukiman warga akibat hujan yang terus mengguyur selama dua hari berturut-turut tanpa henti.
Tanah Laut menjadi daerah yang terdampak paling parah dengan ketinggian air berkisar 50 centimeter hingga 1 meter. Bahkan sempat mencapai dua sampai tiga meter pada Rabu (13/1/2021). (bid)