Sejauh ini, dari sekitar 230 peternak ayam yang terdata di DKPP Kabupaten Kediri, sudah ada 160 peternak yang berada di 11 kecamatan mengajukan untuk beralih ke elpiji non subsidi.
“Ini patut kami apresiasi teman-teman peternak broiler yang kemarin telah mengajukan (peminjaman tabung) dan ini akan terus kami ditindaklanjuti,” ungkapnya.
Bagi peternak yang nantinya akan menukarkan tabung melon ke non subsidi menurut Tutik tetap akan dilayani. Adanya kolaborasi itu, pendistribusian elpiji non subsidi akan dilakukan langsung ke peternak.
Sementara itu Kepala Kadin Kabupaten Kediri David Tompo Wahyudi menyebut ketersediaan peternak di Kabupaten Kediri untuk mau beralih ke elpiji non subsidi patut diapresiasi.
“Yang menyatakan bersedia beralih dari elpiji subsidi ke non subsidi baru di Kabupaten Kediri (untuk Jawa Timur), ini pionernya bisa untuk percontohan dan akan kita laporkan ke provinsi,” tuturnya.
Untuk peminjaman tabung elpiji non subsidi itu, David mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyediakan 3.200 tabung. Melalui peminjaman tabung itu, diharapkan peternak tidak merasa terbebani.
Disisi lain, melalui kolaborasi yang dilakukan antara Pemerintah Kabupaten Kediri bersama Kadin, Hiswana Migas dan Pertamina itu diharapkan tidak lagi terjadi kelangkaan elpiji subsidi di masyarakat.
Sementara itu, Ali Mustofa, salah satu peternak ayam yang bersedia beralih ke elpiji non subsidi mengaku terbantu dengan kebijakan peminjaman tabung tersebut. Sebagai peternak, dia menyadari penggunaan elpiji subsidi dilarang.
“Peraturannya kan sudah berubah (dilarang) jadi supaya lebih aman mengikuti aturan yang ada,” akunya.
Ali mengaku dirinya memelihara ayam dengan total kapasitas 5000 ekor. Berdasarkan yang telah dijalankan untuk penggunaan elpiji subsidi satu periode pemeliharaan, setidaknya dibutuhkan 60 tabung. (ani)