Bongkah.id – Dua korban dampak ledakan di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, meninggal dunia karena kehabisan oksigen.
Hal ini berdasarkan hasil visum yang dilakukan tim Dokkes Polda Jatim terhadap Luluk Sundawarti (40) dan anaknya Kafa.
Dinukil dari beritasatu.com, menurut Doksit Dokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti. Kedua korban merupakan kerabat pemilik rumah sumber ledakan Aipda M.
Dijelaskannya, Luluk mengalami luka lecet pada wajah, lengan dan kaki. Kemudian, bayi Kaffa ditemukan beberapa luka dibagian wajah.
“Pada kedua jenazah, kami temukan tanda-tanda asfiksia, mati lemas kekurangan oksigen,” jelas Tutik.
Diungkapkan Tutik, kedua jenazah hanya dilakukan visum luar. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
Penyebab Ledakan
Sebelumnya, Tim Labfor Polda Jatim mengungkap penyebab ledakan di rumah Polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto pada Senin, 13 Januari 2025 sekira pukul 09.00 WIB.
Akibat ledakan di rumah Polisi Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, dua orang meninggal dunia. Yakni, ibu dan anaknya, karena tertimpa reruntuhan tembok rumah.
Dari hasil olah TKP yang dilakukan tim Labfor bersama Gegana Polda Jatim, ditemukan sisa bahan kimia bahan peledak untuk pembuatan petasan sreng dor, berupa klorat.
Sampel bahan kimia pembuatan petasan itu ditemukan di depan kamar rumah Aipda Maryudi pusat sumber ledakan.
Menurut, tim Labfor Polda Jatim, AKBP Agus Santosa, klorat merupakan bahan isian bahan peledak kembang api atau sreng dor. Dan sifatnya memiliki daya low eksplosif, sehingga mudah meledak jika terkena panas, gesekan dan benturan.
“Untuk pemicunya apa, masih kita dalami. Nanti akan kita lakukan uji lab forensik,” tuturnya kepada media saat rilis di Polres Mojokerto, Selasa (14/1/2025). (red/sip)