Putut Imadudin (44) salah seorang petani yang membiarkan sawahnya terbengkalai tak digarap hingga mengering akibat kemarau panjang, di Dusun Sambigelar, Desa Pojokkulon Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (12/10/2023).

Bongkah.id – Kemarau panjang mengakibatkan lahan persawahan seluas puluhan hektare di Dusun Sambigelar, Desa Pojokkulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terbengkalai. Pasalnya, petani setempa enggan menggarap sawahnya karena kesulitan mendapatkan air.

Dari pantauan di lokasi, puluhan bidang lahan sawah di Dusun Sambigelar, Desa Pojokkulon Kecamatan Kesamben dibiarkan kosong dengan kondisi tanah retak-retak yang dibiarkan petani. Para petani mengaku harus berpikir dua kali untuk melanjutkan menggarap sawahnya dalam kondisi tidak ada air dampak kemarau panjang.

ads

”Kalau tanam padi jelas membengkak di operasional nanti,’’ ujar Putut Imadudin (44), salah satu petani Dusun Sambigelar.

Putut mengakui, sengaja meninggalkan lahannya sebab tak ada irigasi untuk mengaliri sawahnya. Dampak kemarau panjang diakui membuat irigasi mengering.

”Kalau maksa pakai pompa ya harus mau mengeluarkan biaya tinggi,’’ terang dia.

Disamping itu, petani juga tak mau melanjutkan tanam lantaran dari sekian banyak lahan di Desa Pojokkulon sebagian besar memilih tidak menanam padi di musim ini.

”Kalau kita menanam padi sendiri takutnya jadi jujugan serangan tikus. Bayangkan kalau kita menanam padi sendiri sedangkan lainnya tidak, maka tikus akan lari ke lahan kita semua,’’ jelas dia.

Putut mengakui, harga gabah kering giling dari petani cukup tinggi mencapai Rp 7.000 per kilogram. Hal itu bisa menguntungkan petani jika panen di musim kemarau ini. “Tapi dampaknya tidak sebanding dengan kenaikan harga. Bisa bisa justru malah merugi,’’ papar dia.

1
2

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini