Bongkah.id – Tragedi berdarah yang mengguncang Dusun Sumberejo, Desa Umbulsari, Jember, pada Selasa malam (10/6/2025) terus menjadi perhatian publik. Kepolisian dari Satreskrim Polres Jember memastikan proses penyelidikan dan penyidikan masih berlanjut, meskipun pelaku utama, Imam Nurhakiki alias KK (27), dinyatakan meninggal dunia saat dirawat di RSD dr. Soebandi.
Dari hasil keterangan sementara yang dihimpun, aksi sadis Imam diduga dipicu oleh konflik sosial-ekonomi terkait pekerjaan di bidang pertanian, serta tekanan psikologis yang belum terungkap sepenuhnya.
Motif Sementara: Persoalan Upah dan Rasa Terhina
Kepala Dusun Sumberejo, Basori Hidayat, mengungkap bahwa Imam merupakan pekerja serabutan yang biasa membantu Amanu (57), korban pertama yang juga dikenal sebagai juragan jagal sapi. Beberapa waktu sebelum kejadian, Imam diminta temannya untuk menanyakan upah kerja panen jeruk kepada Amanu.
“Imam disuruh temannya untuk menagih upah ke Pak Amanu. Tapi diduga ada ucapan yang menyakitkan atau merendahkan dari korban, sehingga Imam merasa tersinggung,” kata Basori saat dikonfirmasi, Kamis (12/6/2025).
Imam kemudian pulang ke rumah tanpa membawa uang, dan dalam beberapa jam, ia kembali membawa senjata tajam dan membacok Amanu hingga tewas. Aksi brutal itu kemudian berlanjut dengan pembunuhan terhadap ayah kandungnya sendiri, Safa’i (65), serta penganiayaan terhadap pamannya Senimen (65) dan istrinya yang sedang hamil 8 bulan, Farida (23).
Sosok Pendiam yang Menyimpan Ledakan Emosi
Menurut Basori, Imam dikenal sebagai pribadi pendiam, namun diduga menyimpan sisi temperamental yang jarang terlihat.
“Anaknya itu sangat pendiam, jarang bicara. Tapi menurut saya, dia juga menyimpan emosi yang bisa meledak sewaktu-waktu,” ujarnya.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa Imam menyimpan tekanan psikis atau beban emosional yang tidak pernah tersalurkan secara sehat.
Polisi Ambil Langkah Tegas, Pelaku Tewas di RS
Kapolres Jember melalui Kasat Reskrim AKP Angga Riatma menjelaskan bahwa Imam sempat melakukan perlawanan saat hendak diamankan.
“Pelaku sempat menyerang petugas dan warga, meski sudah kami beri peringatan. Kami terpaksa mengambil tindakan tegas dan pelaku kemudian dilarikan ke rumah sakit,” ujar Angga.
Namun Imam tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di pinggang dan kaki. Polisi masih menunggu hasil medis resmi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya.
Lidik Berlanjut, Polisi Gali Informasi dari Saksi-Saksi
Meski pelaku sudah meninggal, polisi menegaskan penyidikan akan tetap dilanjutkan.
“Kami masih periksa saksi-saksi dan menggali keterlibatan atau latar belakang dari insiden ini. Akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Angga. (atta/sip)