Bongkah.id – Oeang Republik Indonesia (ORI), mata uang pertama Indonesia, merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah ekonomi dan budaya bangsa. Didesain oleh pelukis terkenal Abdulsalam dan Soerono, ORI tidak hanya memiliki nilai ekonomi tetapi juga nilai artistik yang tinggi.
Latar Belakang Sejarah
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, pemerintah Republik Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menciptakan sistem moneter yang stabil dan independen. Sebelum ORI, Indonesia menggunakan mata uang kolonial Belanda. Dengan beredarnya ORI, Indonesia mengambil langkah besar menuju kemandirian ekonomi.
Desain yang Menggambarkan Sejarah
ORI menampilkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia, seperti Presiden Soekarno. Desain ini mencerminkan semangat perjuangan bangsa dan komitmen untuk membangun negara yang merdeka. Abdulsalam dan Soerono, sebagai pelukis yang merancang ORI, berhasil menggabungkan nilai artistik dengan makna historis.
Proses Pencetakan yang Berliku
Pencetakan ORI dilakukan di berbagai percetakan, termasuk Percetakan Republik Indonesia di Salemba, Jakarta, serta percetakan lain di daerah seperti Yogyakarta dan Malang. Ketika situasi di Jakarta semakin genting, pencetakan ORI dilanjutkan di daerah lain seperti Surakarta, Malang, dan Ponorogo. Proses ini menunjukkan ketekunan dan dedikasi pemerintah dalam menciptakan mata uang yang dapat digunakan secara luas di seluruh negeri.
Bahan dan Teknologi
ORI dicetak dengan metode cetak offset, yang pada saat itu merupakan teknologi canggih. Bahan-bahan utama pembuatan ORI disediakan oleh Percetakan Balai Pustaka Jakarta, termasuk kertas dan tinta berkualitas tinggi. Hal ini memastikan bahwa ORI tidak hanya estetis tetapi juga tahan lama.
Peran Seniman dalam Ekonomi
Peran Abdulsalam dan Soerono dalam mendesain ORI menunjukkan bagaimana seni dan ekonomi dapat saling berinteraksi dalam konteks sejarah. ORI merupakan contoh bagaimana mata uang dapat menjadi simbol identitas bangsa dan semangat perjuangan. Desain yang artistik dan bermakna ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mata uang sebagai alat tukar yang sah.
Sejarah Beredarnya ORI
ORI pertama kali beredar pada 30 Oktober 1946 dan ditandatangani oleh Menteri Keuangan saat itu, A.A. Maramis. Pencetakan ORI merupakan upaya penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung perlawanan terhadap penjajah. Dengan beredarnya ORI, Indonesia semakin menunjukkan kemandirian dan kekuatan ekonomi dalam menghadapi tantangan sejarah.
Punahnya ORI
ORI mulai ditarik dari peredaran pada tahun 1950-an seiring dengan perubahan kebijakan moneter dan pengenalan mata uang baru, yaitu Rupiah. Faktor-faktor seperti inflasi, perubahan politik, dan kebutuhan akan mata uang yang lebih stabil dan terstandar menyebabkan ORI digantikan. Meskipun ORI tidak lagi digunakan sebagai alat tukar, nilai historis dan artistiknya tetap signifikan.
Museum Oeang Republik Indonesia (MORI)
Untuk melestarikan sejarah dan makna ORI, Museum Oeang Republik Indonesia (MORI) didirikan di Cijantung, Jakarta Timur. Museum ini memamerkan koleksi uang kertas dan logam dari berbagai periode sejarah Indonesia, termasuk ORI. Pengunjung dapat melihat proses pencetakan, desain, dan sejarah mata uang Indonesia, serta mempelajari peran penting ORI dalam perjuangan kemerdekaan.
Dampak dan Warisan
ORI tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar tetapi juga sebagai simbol kedaulatan Indonesia. Beredarnya ORI membantu meningkatkan kesadaran nasional dan memperkuat semangat perjuangan bangsa. Hingga saat ini, ORI tetap menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa dan menjadi simbol semangat perjuangan Indonesia.
Dengan mengenang sejarah ORI dan mengunjungi MORI, kita dapat lebih menghargai perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam mencapai kemandirian ekonomi dan budaya. ORI akan terus menjadi bagian penting dalam narasi sejarah bangsa, mengingatkan kita akan semangat perjuangan dan ketekunan para pendiri negara. (ima/sip)