Bongkah.id – Ribuan aparat kepolisian bersenjata lengkap dilaporkan mengepung Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dan menangkap puluhan warga, Selasa (8/2/2022). Situasi mencekam itu dipicu aksi penolakan warga terhadap penambangan batu andesit di lingkungan mereka.
Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary menyebut ribuan aparat masuk melakukan penyisiran (sweeping) dengan membawa senjata lengkap. Selain menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit, polisi juga menangkap beberapa warga Wadas.
“Ribuan aparat sudah masuk ke Wadas ada yang masuk pakai mobil, jalan kaki, bawa senjata lengkap,” kata Dhanil, Selasa (8/2/2022).
Akun twitter Wadas Melawan melaporkan, sampai pukul 18.45 WIB, sudah puluhan warga yang ditangkap aparat.
“18.45 WIB: Sampai saat ini sudah ada 60 an orang ditangkap,” tulis akun @wadas_melawan.
Menurut akun tersebut, situasi mencekam di Desa Wadas sudah memuncak sejak pukul 16.00 WIB. Dilaporkan, aparat masuk ke rumah-rumah warga untuk menyita arit dan peralatan pertanian.
Mayoritas warga Desa Wadas, terutama emak-emak berkumpul di dalam masjid Desa Wadas untuk berdoa agar pemerintah membatalkan penambahan batu andesit di lahan mereka. Akibatnya, tempat ibadah itu kontan menjadi sasaran pengepungan oleh ratusan hingga ribuan aparat.
“Sebagian Ibu-Ibu Wadas sudah ada yang bisa keluar dari Masjid Krajan, selebihnya masih di dalam masjid. Ada yang membantu keluar justru digelandang oleh aparat. Saat ini warga yg diluar Masjid sedang mecoba cari cara untk mengantar makanan tuk warga yg ada di masjid,” cuit @wadas_melawan sekitar pukul 17.30 WIB.
“Kondisi sekitar Masjid Krajan masih dikepung aparat karena kondisi sekitar Masjid Krajan masih dikepung aparat.”
Video rekaman amatir menunjukkan tindakan ratusan aparat kepolisian mengepung puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang berkumpul di masjid, Selasa (8/2/2022).
Divisi Advokasi LBH Yogyakarta sekaligus kuasa hukum Warga Desa Wadas, Julian Duwi Prasetia, mengatakan ribuan aparat dengan senjata lengkap menyerbu Wadas sejak Selasa siang. Dia menyebutkan, mayoritas warga yang ditangkap adalah pemilik lahan yang akan dieksploitasi untuk penambangan batu andesit guna pembangunan Bendungan Bener.
“Ada dua warga yang ditangkap saat lagi warung kopi,” kata Julian.
Bagi Julian, tindakan puluhan ribu aparat kepolisian yang menyerbu Warga Wadas dinilai sangat berlebihan. Menurut dia, hal tersebut sebagai bentuk intimidasi terhadap Warga Wadas
“Ini sangat berlebihan,” ujarnya.
Sebagai informasi, penyerbuan aparat kepolisian tersebut dalam rangka pembebasan dan pengukuran lahan penambangan material andesit untuk Bendungan Bener. Namun, warga Wadas menolak lahannya dijadikan tambang andesit.
Mereka menganggap lahan itu adalah sumber kehidupan mereka dan ketika ditambang berarti menghilangkan penghidupan Wadas. Perjuangan warga mempertahankan tanahnya dari rencana tambang ini telah dilakukan beberapa tahun belakangan. (bid)