Bongkah.id – Pasutri di Dusun/Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang Jawa Timur Asnawi (54) dan istrinya Halimah (46) mampu meraup untung berkali-kali dari usaha budidaya tanaman buah naga. Menariknya, mereka melakukan itu tanpa banyak ribet, tetapi hanya hanya dengan memanfaatkan tenaga listrik di pekarangan rumahnya.
Asnawi mulai membudi dayakan buah naga merah di pekarangan rumahnya pertengahan 2020 lalu. Dari awalnya beberapa pohon, kini sudah ada sekitar 350 pohon di lahan sekitar 2.800 meter persegi.
”Budi daya buah naga bisa dibilang sulit-sulit mudah. Kuncinya harus telaten,’’ujar dia. Senin (8/1/2024).
Dijelaskan, budi daya buah naga kuncinya pertama harus sabar dan telaten. Sebab, tahun pertama penanaman, belum bisa menghasilkan sampai tanaman berbuah. Selain itu, perlu dilakukan penyemprotan rutin saat terserang hama.
”Selain pemberian cahaya lampu untuk meningkatkan produktivitas buah naga, pengairan juga harus lancar terutama saat musim kemarau,’’ imbuh Asnawi.
Buah naga bakal produktif saat memasuki usia 1,5 tahun. Hal itu ditandai dari munculnya bunga yang menjadi bakal buah.
”Tapi buah naga harus kita kawinkan agar buahnya optimal. Jika dibiarkan, buahnya kecil-kecil dan rentang terserang penyakit,’’ tandas dia.
Setelah melewati usia 1,5 tahun, buah naga bisa dipanen 20 hari sekali. Satu pohon bisa menghasilkan 7-10 buah per 20 hari sekali namun tergantung nutrisi yang diserap.
”Hitungannya satu pohon bisa menghasilkan sekitar 18 kg buah per tahu, namun itu tergantung lebat tidak buahnya,’’ papar dia.
Menurut dia, tantangan awal budi daya buah naga terletak pada permodalan. Sebab, untuk menanam buah naga, pemilik juga harus memperhatikan pohon yang dijadikan inang atau tempat rambat. Asnawi sendiri, memilih pohon randu karena kuat, mudah hidup dan menyimpan cadangan air,” pungkas dia. (ima)