Bongkah.id – Cuaca buruk menyelimuti hampir separuh wilayah di Jawa Timur. Warga diimbau meningkakan kewaspadaan, khususnya terhadap potensi hujan deras dan angin kencang.
BMKG mencatat hujan deras hingga angin kencang diprakirakan terjadi di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Sumenep. Cuaca buruk ini terjadi sejak siang sampai sore hari.
“Waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat,” tulis BMKG Klas I Juanda Surabaya dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (8/1/2022).
kemudian pada malam hari, cuaca buruk berpotensi terjadi di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Bondowoso dan Situbondo. Berikutnya pada dini hari diprakirakan di wilayah Gresik dan Sampang.
“Suhu udara bisa mencapai 14 hingga 34°Celcius. Lalu kelembaban mulai 55 sampai 100%. Aangin dominan dari Barat Daya menuju Barat dengan kecepatan 05 hingga 30 km/jam,” jelasnya.
Pada Jumat (7/1/2022) kemarin, angin kencang menerjang bangunan MTs Al Hikmah di Dusun Sidoduwe, Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Akibatnya, bagian atap gedung rusak dan seng serta galvalum di lantai dua tersingkap.
Peristiwa sekitar pukul 15.30 itu terjadi saat cuaca mendung. Empasan angin menyapu atap gedung bagian lantai dua. Atap berbahan seng dan galvalum itu semburat, ada yang tersingkap dan ambruk jatuh.
Kapolsek Jetis Kompol Soegeng Prajitno mengatakan, terdapat eman lembar seng dan galvalum yang mengalami kerusakan. Kendati demikian, angin kencang tidak mengakibatkan kerusakan parah. Kepolisian juga memastikan tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
’’Pihak sekolah menyadari sebagai bencana alam. Sehingga atap yang tersingkap itu diperbaiki sendiri,’’ tuturnya.
Peneliti klimatologi Erma Yulihastin menjelaskan, cuaca buruk di jawa Timur dan sebagian wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) disebabkan oleh menguatnya bibit siklon , 90P dan 99P. Potensi badai tropis itu sedang terbentuk di Laut Arafura selatan Papua dan Samudera Pasifik bagian timur-selatan.
“Bibit siklon 90P baru hari ini terbentuk, kalau 99P sudah sejak dua hari lalu,” katanya, Sabtu (8/1/2022).
Dampak hujan sporadis yang dimaksudnya terjadi di selatan Indonesia, meliputi sebagian Jawa, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara. Khusus peningkatan hujan secara persisten atau menerus dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di wilayah Jawa bagian timur, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Barat.
Kondisi itu menurut peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN itu, karena terjadi penguatan angin baratan di atas Laut Jawa dan angin utara-an di Selat Makassar yang bertemu di atas Laut Jawa di sebelah utara Bali-Nusa Tenggara Barat. Konvergensi angin itu disertai dengan kelembapan yang tinggi karena sama-sama berasal dari perairan.
Menurut Erma, wilayah Jawa bagian timur, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Barat juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya badai di laut Jawa yang bersifat persisten dalam durasi lebih dari enam jam mulai malam.
“Dan hujan badai di darat yang dapat terjadi sepanjang hari mulai pagi,” ucapnya. (bid)