Juma'in melakukan pewarnaan DOC ayam di Watudakon, Kesamben, Kabupaten Jombang. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Juma'in melakukan pewarnaan DOC ayam di Watudakon, Kesamben, Kabupaten Jombang. Bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Demi meraup untung yang besar, pedagang bibit ayam ini mewarnai anakan ayam di Jombang dengan bahan pewarna tekstil (pewarna pakaian).

Juma’in (41), pria paruh baya ini menjual bibit ayam secara grosir di kediamannya yang berada di Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

ads

Mulai dari bibit ayam polos (tanpa warna), maupun bibit ayam yang sudah diwarnai dengan zat pewarna tekstil.

Pria yang memiliki dua anak ini memulai bisnis pewarnaan anak ayam pada tahun 2002, ia mengaku saat itu pabrik ayam kebanjiran bibit, sementara banyak peternak yang enggan mengambilnya.

“Mulai tahun 2002 inisiatif nya waktu ada pabrik kebanjiran bibit ayam tidak laku, peternak banyak yang tidak ambil kemudian kita ambil dan kita jual polosan ternyata tidak laku kemudian saya inisiatif di warna,” jelasnya.

Juma’in menjelaskan proses pewarnaan anak ayam mulai dari pengambilan anak ayam hingga proses pengemasan.

“”Ayam kita beli di pabrik kemudian kita warnai dengan bahan textil kemudian kita jemur sampai kering sekitar 1-2 jam, setelah itu dimasukkan box dan siap jual,” kata dia.

Ia juga melakukan pewarnaan setiap hari 3000 ekor anak ayam, jenis anak ayam pun tanpa pilih, baik petelur jantan maupun anak ayam boiler, tergantung pada harga pabrik, yang lebih murah.

“Saat ini kita warnai 3000 ekor, ini jenis ayam petelur jantan, terngantung harga jika boiler lebih murah maka kita ambil boiler,” jelasnya.

Dari bisnis tersebut, Juma’in mampu meraup omzet Rp 50 juta perbulan, harga anak ayam warna warni dibandrol Rp 250 ribu perbox yang berisi kurang lebih 102 ekor anak ayam warna.

“Kita melayani harga grosir, per box isi 102 anak ayam harganya Rp 250 ribu. Penjualan luar kota, seperti Jember, Banyuwangi, Situbondo, Semarang, Jogja. Pengambilan biasanya ada yang dari luar pulau, seperti lombok,” pungkasnya. (ima/rf) 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini