Bongkah.id — Menjelang pelaksanaan pengesahan warga baru Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Jember yang dijadwalkan pada 14 Juli 2025 mendatang. Seluruh anggota PSHT diminta untuk menjaga kondusivitas wilayah. Pengurus PSHT Jember secara tegas melarang konvoi dan segala bentuk tindakan kriminal selama proses pengesahan berlangsung.
Ketua PSHT Cabang Jember, Jono Wasinudin, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama prosesi pengesahan. Ia mengimbau agar anggota yang tidak berkepentingan tidak hadir di Padepokan PSHT di Kecamatan Sukorambi, dan memastikan tidak ada warga dari luar daerah yang ikut hadir.
“Pengurus PSHT Jember mulai dari rayon dan ranting diminta menyampaikan larangan konvoi selama pengesahan anggota baru. Tidak hanya konvoi memakai kendaraan, tetapi juga tidak boleh melakukan konvoi jalan kaki,” kata Jono, Senin (7/7/2025).
Ia menjelaskan, sebanyak 1.000 pengurus dan 680 personel pengamanan internal (Pamter) telah disiagakan untuk mengawasi kegiatan dan pergerakan anggota di wilayah masing-masing. PSHT juga menegaskan bahwa pengurus dan Pamter akan bertanggung jawab atas setiap pelanggaran yang terjadi, termasuk siap menjalani proses hukum bersama pelaku jika terbukti terlibat.
“Kami pengurus dan Pamter siap menjalani proses hukum bersama dengan oknum warga yang melakukan konvoi dan tindak kriminalitas. PSHT Cabang Jember juga siap dibekukan selama satu tahun,” tegasnya.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Jember, Kompol Istono, menyampaikan bahwa kepolisian telah mengeluarkan delapan poin imbauan sebagai langkah preventif. Imbauan tersebut dikeluarkan untuk menjaga harkamtibmas selama kegiatan pengesahan warga PSHT.
“Sesuai arahan Bapak Kapolres, pelaksanaan sah-sahan ini menjadi atensi pimpinan. Tahun lalu sempat terjadi konvoi dan penganiayaan, kami tidak ingin itu terulang,” ujar Istono.
Beberapa poin penting dalam imbauan tersebut antara lain larangan memakai atribut perguruan saat berangkat dan pulang dari lokasi kegiatan, larangan membawa senjata tajam, senjata api, maupun petasan. Selain itu, peserta juga dilarang mengonsumsi miras dan narkoba.
Kepolisian juga meminta agar anggota yang berangkat ke lokasi menggunakan kendaraan tertutup seperti truk, untuk menghindari kesan konvoi yang berpotensi memicu gangguan ketertiban.
“Kami harap peserta tidak naik motor secara beriringan karena bisa memicu kesan arogansi. Para ketua ranting diminta bertanggung jawab penuh terhadap anggotanya,” ucapnya.
Selain upaya pengamanan dari internal perguruan, aparat gabungan juga dikerahkan untuk mengawal jalannya kegiatan pengesahan warga PSHT. Sebanyak 390 personel Polri disiapkan, ditambah bantuan dari Kodim, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.
Istono menekankan bahwa seluruh personel pengamanan juga diimbau agar tetap mengedepankan tindakan yang humanis dan tidak terprovokasi selama bertugas.
“Pengamanan dilakukan secara humanis, sesuai SOP. Tidak boleh arogansi. Kami ingin semua berjalan aman dan tertib sampai hari terakhir,” pungkasnya. (ata/sip)