Bongkah.id – Penyebaran virus corona (Covid-19) yang cukup cepat di Indonesia menarik uluran tangan Pemerintah Korea Selatan. Negara Gingseng itu memberi bantuan dalam bentuk barang (in-kind) kepada Indonesia senilai 500 ribu USD (Rp 8 miliar) untuk menanggulangi penyebaran Coronavirus.
Bantuan itu disampaikan Menteri Perdagangan Korea Selatan Yoo Myung Hee kepada Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui video conference. Disampaikan bahwa bantuan kepada Indonesia terdiri dari covid-19 test kits dan rechargeable battery power sprayers.
“Saat ini 300 sprayers sudah siap dikirim ke Indonesia. Sementara untuk pengiriman covid-19 test kit masih dipersiapkan teknisnya,” kata Airlangga di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Pelaksanaan teknis pengiriman bantuan tersebut akan dilakukan oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA). Menurut Airlangga, sumbangan itu sejalan dengan peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Korsel.
Untuk diketahui, Korsel menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas ekspor alat kesehatan dan karantina. Demikian pula Amerika Serikat (AS) dan Uni Arab Emirat (UAE).
Airlangga menekankan jika Korsel telah berhasil menekan angka kasus baru hingga berkurang signifikan serta jumlah pasein sembuh terus meningkat. Sehingga Korea Selatan dapat dijadikan role model dalam keberhasilan penanganan pandemi ini.
“Salah satu faktor kunci Pemerintah Korsel telah berhasil menangani covid-19 secara efektif adalah kemampuan mengadakan rapid test besar-besaran. Sehingga memungkinkan untuk melacak dan merespons cepat terhadap penyebaran virus corona,” tuturnya.
Pernyataan Airlangga tadi bukan isapan jempol. Kasus baru covid-19 di Korsel memang terus menurun. Pada Senin (6/4/2020) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 47 infeksi baru corona.
Angka itu turun hampir separuh dibandingkan sehari sebelumnya sebanyak 81 kasus. Secara kumulatif nasional, kasus positif corona di Korsel sebanyak 10.284.
Keberhasilan Korsel menekan Covid-19 dengan rapid test massal didukung oleh produksi peralatan tes (testing kits) coronavirus yang dibuat oleh dua perusahaan bioteknologi, Kogene Biotech dan Seegene.
Karena itu, Airlangga juga berharap kedua perusahaan itu dapat memproduksi peralatan tes bersama perusahaan Indonesia. Termasuk produksi APD yang bahan mentahnya berasal dari Korea Selatan dan akan dijahit di Indonesia.
Skema Keuangan dalam Kerjasama Bilateral
Di sisi lain, Indonesia dan Korea Selatan juga menjalin kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) antara Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea pada 5 Maret 2020 lalu.
Plafonnya senilai 10,7 triliun won Korea atau Rp 115 triliun. Kerjasama ini berlaku efektif mulai 6 Maret 2020 sampai 5 Maret 2023, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan.
Indonesia mendorong skema keuangan lain dalam kerjasama bilateral tersebut. Yakni Local Currency Settlement with Appointed Cross Currency Dealer (LCS ACCD). Hal ini adalah penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing.
“Penyelesaian transaksinya dilakukan dalam yurisdiksi wilayah masing-masing,” ungkapnya.
Skema ini mengharuskan penunjukkan ACCD, yaitu bank untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negaranya. LCS ACCD dilakukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal secara lebih luas dalam penyelesaian perdagangan. Hal ini dapat mengurangi tekanan dolar AS terhadap mata uang lokal.
Airlangga percaya jika situasi ekonomi global saat ini menjadi alasan utama untuk menguatkan kerja sama kita dalam menjaga stabilitas keuangan dan moneter di negara masing-masing.
“Saya berharap ini dapat memberikan jaring pengaman untuk transaksi finansial di antara kedua negara,” terang Ketua Umum Partai Golkar ini.
Kabar positif lain, perusahaan swasta Korea Selatan seperti LG Group juga akan menyumbang 50 ribu covid-19 diagnostic kit (tipe RT-PCR), serta Hyundai Motor yang menyumbang 40 ribu Alat Pelindung Diri (APD) kepada Indonesia. (bid)