Bongkah.id – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tidak dibarengi dengan kesiapan pemerintah daerah untuk melakukan penanganan berupa pemberian vaksin.
Lambannya gerak Pemkab Jombang melalui Dinas Peternakan, dengan dalih minimnya stok vaksin PMK yang tersedia di Disnak Jombang.
Para peternak sapi di Jombang pun dibebani untuk melakukan vaksinasi hewan secara mandiri. Untuk meminimalisir penyebaran penyakit PMK pada sapi di Jombang.
Plt Kepala Dinas Peternakan Jombang Mochamad Saleh mengatakan, pemkab Jombang telah mendapatkan bantuan vaksin dengan total 625 dosis pada 31 Desember 2024 lalu. Namun pelaksanaan vaksinasi tersebut telah selesai dilakukan.
Dan kini, gencarnya kasus PMK sapi di Jombang ia hanya mampu melakukan swadaya vaksinasi mandiri dari para peternak sapi untuk mengatasi penyebaran PMK di wilayahnya saat ini.
“Salah satu persoalan yang pertama memang menjadikan kendala adalah keterbatasan vaksin. Maka dari itu langkah utama kita adalah mengupayakan swadaya mandiri vaksinasi dari para perternak sapi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (7/1/2025).
Ia berharap kepada Pemkab Jombang untuk memanfaatkan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk keperluan vaksinasi agar virus PMK di Jombang tidak menyebar luas.
“Kami berharap Pemda tidak menunggu kementrian, dan memanfaatkan BTT. Sebab Ini adalah upaya tercepat yang harus dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran PMK. Sebelum terjadinya perluasan penyebaran virus PMK,” jelasnya.
Lantaran keterbatasan vaksin, kini pihaknya melakukan upaya eliminasi penyebaran virus dengan melakukan disinvektan di titik-titik penyebaran PMK sapi serta pengawasan ketat terkait lalu lintas jual beli hewan di sejumlah titik.
“Sebelum mereka melakukan transaksi jual beli hewan maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,” pungkasnya. (ima/sip)