Bongkah.id – Sebuah UMKM kuliner di Jombang, Jawa Timur, membuat inovasi produk makanan olahan dari Buah Salak. Produksi Salak olahan UMKM Kunara ini banyak diminati masyarakat karena lebih mudah menikmati rasa khas buah tersebut tanpa harus repot mengupas kulitnya.
Buah Salak merupakan yang memiliki rasa manis dan bertekstur mengkal sejatinya banyak disukai masyarakat. Namun karena kulitnya yang kaku dan tajam seringkali menyebabkan orang terluka membuat tak sedikit dari mereka yang akhirnya enggan makan buah itu.
Fakta ini yang menginspirasi UMKM Kunara di Jombang untuk menyajikan Salak olahan tanpa harus mengupas kulitnya. Sentra produksi kuliner tersebut mengolah Salak segar menjadi keripik dan jenang.
“Jadi produk kita itu ada beberapa varian. Best seller nya adalah kripik buah salak dan ada juga jenang salak. Semua itu murni dari salak lokal,” kata Kuswartono (52), pemilik UMKM Kunara produksi salak, Jumat (6/1/2023).
Tono bercerita, dirinya merintis usaha produksi makanan kemasan dari olahan buah segar sejak tahun 2012. Salak menjadi salah satu produk unggulannya untuk memudahkan orang makan buah tersebut tanpa harus repot mengupas kulitnya.
Berbagai jenis kuliner, dihasilkan dengan bahan baku berupa buah salak yang umumnya hanya dikonsumsi secara langsung. Selain keripik dan jenang salak, UMKM Kunara juga menyulap buah salak menjadi aneka kuliner unik dan berbeda dari yang lain, seperti roti, teh kulit salak, kopi biji salak serta sirup.
“Karena limbah dari buah salak ini ada biji dan kulit, jadi kita manfaatkan sekalian menjadi berbagai makanan dan minuman yang sehat,” jelasnya.
Sementara Teh dan kopi salak dibuat bukan dari buah salaknya, melainkan dari olahan kulit dan juga bijinya. “Bijinya kita roasting jadi kopi, dan kulitnya kita roasting kemudian kita keringkan menjadi teh,” lanjutnya.
Berbagai produk tersebut, dijual dengan harga beragam. Menurut Tono omzet yang didapat dari penjualan makanan kemasan hasil olahan salak ini pun lumayan.
“Sebelum pandemi masih mencapai ratusan juta. Sekarang sudah hampir dikatakan normal seluruh total dalam satu tahun kurang lebih mencapai Rp 3 Miliar,” pungkasnya.
Berbagai produk makanan berbahan dasar dari salak yang sudah di kemasan rapi itu dijual di outlet dan juga di berbagai layanan pengantaran online dan marketplace serta di berbagai toko-toko modern seluruh Indonesia hingga mancanegara. (ima)