Bongkah.id – Platform digital pembelajaran sistem online, Ruangguru, mundur dari mitra program Kartu Prakerja. Namun demikian, aplikasi penyedia layanan kursus daring itu masih menjadi bagian dari program tersebut sebagai lembaga pelatihan.
Kabar ini diamini Head of Corporate Communications Ruangguru, Anggini Setiawan membenarkan adanya informasi tersebut. Menurutnya, keputusan itu merupakan bagian dari kebijakan bisnis Rungguru setelah melalui proses berpikir yang menyeluruh.
“Betul (mundur dari platform digital Kartu Prakerja),” kata Anggini saat dihubungi, Jumat (4/9/2020) malam.
Aggraini menyebutkan, skill academy dari Ruangguru telah beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja sejak dibukanya gelombang 4 .
“Kami berharap, pilihan kami untuk beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan akan lebih meningkatkan kualitas layanan kami bagi seluruh pengguna, termasuk bagi peserta Program Kartu Prakerja,” terang Anggini.
Sebelumnya, Ruangguru sebagai platform digital mitra Kartu Prakerja sempat menuai polemik. Musababnya, pendiri Ruangguru juga menjabat sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi, yakni Belva Devara, sehingga dianggap ada konflik kepentingan.
Tapi Belva langsung membantah tudingan itu. Ia menegaskan bahwa seluruh proses penunjukan Termasuk soal anggaran dan mekanisme teknis, seluruhnya dilakukan oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO). Menurutnya, penunjukan Ruangguru sebagai mitra Kartu Prakerja tak ada sangkut pautnya sama sekali dengan posisinya sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi.
“Proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku,” tegas Belva medio April 2020 lalu.
Dengan mundurnya Ruangguru, mitra program Kartu Prakerja tersisa tujuh yakni Tokopedia, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Pijar Mahir, Sekolahmu, serta Sistem Informasi Ketenaga Kerjaan (Sisnaker) Kementerian Ketenagakerjaan.
“Selanjutnya dalam ekosistem Program Kartu Prakerja, sekarang terdapat 7 platform digital, 4 mitra pembayaran dan 165 lembaga pelatihan yang menyediakan lebih dari 2.000 jenis pelatihan,” kata Susiwijono dalam keterangan resmi, Jumat (4/9/2020).
PMO Program Kartu Prakerja sudah membuka pendaftaran peserta gelombang 7 pada Kamis (3/9) dengan kuota sebanyak 800.000. Pemerintah menargetkan jumlah peserta program ini sebanyak 5,6 juta dengan anggaran Rp 20 triliun hingga akhir 2020.
Hingga saat ini sudah ada 3 juta orang peserta Kartu Prakerja yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Sebanyak 3 juta orang ini terpilih dari 15,9 juta masyarakat yang mendaftar hingga gelombang 6.
“Sejak dimulai pada 11 April 2020, pendaftaran program Kartu Prakerja mendapatkan respon yang positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang sangat tinggi untuk mengikuti program ini,” kata Susiwijono.
Dari 3 juta orang peserta, Susi menyebut sudah ada 849.921 orang yang menyelesaikan pelatihan pertamanya dan baru 610.563 orang yang menerima insentif. Besaran insentif yang diterima masing-masing peserta totalnya Rp 3.550.000 selama empat bulan.
Program Kartu Prakerja merupakan program yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM melalui pembekalan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (skilling), peningkatan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (upskilling), dan alih kompetensi kerja (reskilling) bagi tenaga kerja di Indonesia.
Akan tetapi dalam rangka percepatan penanganan Corona, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020, dilakukan refocusing program Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial (bansos). Sebab, banyak pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ataupun dirumahkan.
Program ini ditargetkan untuk 5,6 juta peserta dengan total anggaran Rp 20 triliun di tahun 2020. Dalam pelaksanaannya, setiap peserta mendapat total dana Rp 3.550.000. Rinciannya, sebesar Rp 1.000.000 untuk biaya pelatihan, lalu insentif totalnya Rp 2.400.000 atau Rp 600.000 per bulan diberikan selama 4 bulan, dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000. (bid)