penggiat media sosial saat melakukan live medsos di rolak songo Mojokerto./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
penggiat media sosial saat melakukan live medsos di rolak songo Mojokerto./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id — Suasana di Jembatan Rolak Songo masih dibayangi kepanikan. Tim SAR berjuang di sungai, relawan berdiri berjajar di pinggir Brantas, dan sejumlah keluarga korban menunggu dalam diam. Namun di tengah ketegangan itu, pemandangan lain justru menohok hati, kerumunan para penggiat media sosial berdiri di antara warga, sibuk menyiapkan siaran langsung demi mengejar penonton.

Pantauan di lokasi, para kreator konten tak datang dengan tangan kosong. Tripod, powerbank, hingga gimbal terpasang rapi, siap menyiarkan setiap detik momen pencarian korban bunuh diri ke layar ponsel ribuan orang. Di sela suara mesin perahu karet, lantang terdengar instruksi petugas yang berulang kali berusaha membubarkan para pemburu views tersebut.

ads

“Jangan di sini ya, tolong minggir ini area steril, takutnya ada apa,” ujar seorang petugas berseragam polisi, Kamis, (3/7/2025).

Meski dihalau, tak sedikit yang tetap nekat bergeser ke sisi lain jembatan, mencari celah baru untuk tetap menyiarkan perburuan jasad di dasar Sungai Brantas.

Bagi sebagian penggiat media sosial, momen memilukan ini justru dianggap peluang, selain mendulang views dan update informasi tercepat, siaran langsung juga mendatangkan ‘gif’ atau hadiah virtual dari penonton yang artinya cuan.

Sebelum area ini jadi panggung dadakan para pemburu siaran langsung, Jembatan Rolak Songo mendadak ramai setelah seorang laki-laki dilaporkan menceburkan diri ke Sungai Brantas. Jembatan ini terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo, menjadi saksi bisu detik-detik peristiwa tragis itu.

Diberitakan sebelumnya, Sieyusafa Romadhona (20) warga Desa Karang Nongko, Kecamatan Wonoayu, nekat mengakhiri hidupnya di jembatan Rolak Songo, pada Rabu (2/7) sekitar pukul 15.15 WIB.

Keluarga korban datang tergesa ke lokasi, berharap kabar itu hanya kabar burung. Tapi sepeda motor Honda Beat merah bernopol W 3029 ZX yang terparkir di Perum Jasa Tirta menghapus sisa harapan mereka.

“Dapat kabar dari media sosial, ada anak nyemplung di Rolak, tambah pasti setelah ada sepeda motor yang sesuai,” ujar salah satu pihak keluarga korban, Kamis (3/7/2025).

Bagi keluarga, kabar ini memukul begitu dalam. Sieyusafa dikenal sebagai anak yang penurut, jarang pergi tanpa berpamitan.

“Kemarin itu, tidak pamit, dan biasanya kalau keluar pasti ke tempat saudara-saudaranya yang berjualan kopi. Karena saudara-saudaranya kan buka warung kopi,” imbuhnya.

Kini, air Brantas masih disisir perahu karet. Tim SAR berjuang memecah arus demi jasad yang tak kunjung muncul. Namun di atas jembatan, layar-layar ponsel terus menyala, memamerkan tragedi kepada ribuan penonton yang menunggu drama berikutnya. (ima/sip)

36

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini