Para petani saat mendatangi kantor desa Balongsari/bongkah.id/Karimatul Maslahah/
Para petani saat mendatangi kantor desa Balongsari/bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Di pagi yang biasanya diisi dengan semangat menyongsong panen, kini hanya tersisa hamparan ladang jagung yang porak-poranda. Di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ratusan hektar tanaman jagung milik petani hancur diserbu hama tikus. Bencana ini datang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam dua minggu terakhir, menyisakan kerugian serta kekhawatiran yang mendalam bagi para petani.

Ladang-ladang itu berdekatan langsung dengan pabrik milik PT Satwa Utama Raya (SUR) 3, anak perusahaan Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF) yang terletak di Dusun Kedungsari. Warga setempat menduga, ribuan ekor tikus yang kini menjadi momok itu berasal dari area pabrik yang sedang dalam masa pembongkaran dan pembersihan.

ads

Ponidi, seorang petani berusia 58 tahun dari Dusun Kedungsari, adalah salah satu korban serangan tikus tersebut. Ia mengisahkan bahwa situasi mulai memburuk sejak aktivitas bongkar pupuk di kandang milik PT SUR 3 dimulai.

“Waktu pokphand belum bongkar aman, setelah pokphand bongkar tikus berhamburan,” ucap Ponidi kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

Menurut Ponidi, dalam satu malam saja, hama tikus mampu menghabiskan lahan jagung seluas kurang lebih 1.500 meter persegi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para petani, mulai dari pemasangan jebakan hingga setrum listrik, namun semua berakhir sia-sia. Jumlah hama yang luar biasa membuat pertahanan mereka tak berarti apa-apa.

Infografis serangan hama tikus

“Sedoyo (semua) gagal panen, pasang setrum mboten ngatasi (tidak mempan), tanaman jagung telas (habis),” lanjutnya, dengan nada getir.

Sebagai petani yang menggantungkan hidup dari hasil panen, Ponidi berharap perusahaan yang berada di sekitar lahan pertanian warga lebih bijak dan bertanggung jawab dalam setiap aktivitasnya. Ia menyarankan agar ke depannya ada langkah pencegahan sebelum proses pembongkaran pakan dan limbah dilakukan, agar tikus tidak menyebar ke lahan masyarakat.

“Tidak ada hubungan dengan pokphand, namun baiknya sebelum ada pembongkaran pakan dan limbah pabrik sudah ada pencegahan dari pokphand,” bebernya.

Ia bahkan mengusulkan agar perusahaan memasang sistem penghalau seperti setrum di luar lokasi pabrik untuk mencegah hama keluar dan menyerang lahan warga.

“Selain itu, pihaknya bisa dibantu kompensasi atas kerusakan tanaman jagung,” harapnya.

Menanggapi keluhan dan tuntutan warga, Pribowo Eko selaku Personalian & General Affair (PGA) Area CPJF Jombang, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan asal-muasal hama tikus tersebut.

“Keluar masuknya (tikus, red) dari lingkungan pabrik kami tidak tahu, tapi kami sudah maksimal,” ujarnya.

Meski begitu, pihak perusahaan menyampaikan beberapa langkah tindak lanjut. Pertama, pembenahan pagar pembatas antara farm dan lahan pertanian warga akan dilakukan dalam waktu satu bulan ke depan. Kedua, untuk penanganan hama tikus, PT SUR 3 akan mulai mempersiapkan tindakan preventif sekitar enam bulan sebelum kegiatan pembongkaran pupuk di masa mendatang.

“Kita tangani agar tikus tidak keluar dari lingkungan farm,” kata Pribowo.

Terkait permintaan kompensasi, saat ini pihak perusahaan, bersama pemerintah desa dan perwakilan petani, masih melakukan pendataan terhadap warga terdampak. “Nanti diupayakan,” tandasnya.

Di tengah ladang yang sunyi dan reruntuhan batang jagung yang tak lagi bernyawa, harapan para petani Desa Balongsari kini menggantung pada kebijakan dan tindakan nyata. Bagi mereka, bukan hanya tanaman yang lenyap, tapi juga ketenangan dan jaminan untuk masa depan. (Ima/sip)

11

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini