Bongkah.id – Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto, Jawa Timur, terkesan tak serius mengerjakan proyek prestisius Tugu Alun-Alun. Ketidakseriusan itu dapat dilihat dari banyaknya aspek yang meleset dari rencana awal, seperti desain, spesifikasi konstruksi hingga anggaran Rp 2,7 miliar yang berpotensi membengkak.
Sejumlah aspek penting yang tidak sesuai perencanaan awal pembangunan Tugu Alun-Alun antara perencanaan terkuak dari hasil inspeksi mendakdak (Sidak) Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto di lokasi proyek, Rabu (2/11/2022). Dewan menemukan sejumlah titik bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan, seperti pilar dan lantai.
Menurut Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo, berdasarkan perencanaan awal, pilar yang terbuat dari cor dan lantai semestinya dilapisi dengan batu bata merah jenis press. Namun, pihaknya mendapati pilar dan lantai tidak bisa diselesaikan, karena keterbatasan anggaran.
“Kalau bangunan itu jadi, termasuk pilar-pilar yang ada , mestinya tertutup dengan batu merah. Kelihatannya lantai dan pilar-piliar itu tidak bisa diselesaikan, karena keterbatasan anggaran,” katanya usai sidak kepada sejumlah wartawan.
Agus menilai, ketidaksesuian desain dan spesifikasi teknis dua bagian itu disebabkan kesalahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto selaku kuasa pengguna anggaran. Sebagai penyedia tender, DLH tidak menerapkandan memberikan desain dan spektek sebagaimana rencana awal.
Sementara pihak kontraktor pelaksana, kata Agus, hanya melaksanakan pembangunan sesuai gambar yang disediakan DLH selaku penyedia tender. Dengan berbagai kekurangan itu, dewan meragukan proyek tersebut bakal sesuai rencana dan selesai tepat waktu yakni pada 19 Desember 2022.
“Sepertinya begitu (tidak tuntas). Kalau tadi sudah ditunjukkan desainnya ke saya, pelaksana tidak salah. Tetapi ada yang tidak ketat seperti perencanaan awal,” ungkapnya.
Agus menegaskan, berdasarkan pernyataan Badan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Mojokerto, tidak ada alokasi penambahan anggaran untuk pembangunan tugu setinggi 45 meter itu. Dengan demikian, pihaknya menuntut pelaksana proyek menyelesaikan pembangunan sesuai anggaran yang ada.
“Padahal, menurut kawan-kawan Banggar untuk tahun depan tidak ada penambahan anggaran. Harapan kami, semuanya sudah ada di dalam perencanaan. Tahun ini adalah batas terakhir,” tegasnya.
Dia menambahkan, atas temuan ini dapat dijadikan pembelajaran untuk proyek pembangunan apapun di Kota Mojokerto. Politisi partai Golkar itu berharap, dinas terkait ataupun rekanan proyek dapat menyelesaikan sesuai dengan komitmen dan perencanaanya.
“Harusnya begitu (jadi pembelajaran). Tidak dilaksanakan setengah-setengah. Kalau sudah jadi komitmen, apapun yang terjadi harus bisa selesai,” tandasnya.
Sementara, Kepala DLH Kota Mojokerto Bambang Mujiono mengakui terdapat sejumlah perubahan desain pembangunan. Setelah dilakukan kajian ulang, ditemukan beberapa perencanaan yang kurang. Sehingga ada penataan ulang.
“Itu kan harusnya selesai, lantainya kan ada dari batu andesit. Ternyata setelah di kaji ulang, ada beberapa perencanaan yang kurang,” katanya.
Terkait desain konstruksi bangunan, pihaknya mengklaim sudah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kota Mojokerto. Namun, ketika dibangunan terdapat kendala karena keterbatasan anggaran.
Oleh sebab itu, lanjut dia, saat ini pihaknya fokus menyelesaikan bangunan induk tugu Alun-alun Kota Mojokerto. Sedangkan untuk bangunan pendukungnya, ia berdalih dapat mengajukan penambahan anggaran lagi untuk menuntaskan.
“Kita kan fokus pada bangunan induknya dulu. Kalau pendukungnya itu kan bisa di anggarakan lagi,” tandas Bambang.
Padahal, baik bangunan induk maupun pendukungnya merupakan satu kesatuan dalam perencanaan dan anggaran pembangunan tugu tersebut. Karena anggarannya kurang, maka alternatifnya mengorbankan beberapa titik bangunan.
“Seharusnya jadi satu kesatuan, karena uangnya kurang, kan kita milih, ada yang harus dikorbankan. Nah mana yang bisa ? Ya itu (bangunan pendukung),” terangnya.
Meski demikian, dia tetap mengatakan bahwa pembangunan tuga tersebut tetap sesuai perencanan awal. Saat ini, progres pembangunan mencapai 66 persen. Ia optimis bakal rampung sesuai masa kontrak berakhir, 19 Desember 2022.
“Kalau perencanaannya sesuai , kembali lagi kepada uangnya, anggarannya kan masih kurang. Progresnya saat ini 66 persen. Saya berharap selesai sesuai kontrak, terakhir 19 Desember” pungkasnya. (cw/bid)