seminar bertajuk Optimalisasi Remaja dalam Membangun Generasi Sehat Tanpa Stunting di Desa Denanyar, Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/
seminar bertajuk Optimalisasi Remaja dalam Membangun Generasi Sehat Tanpa Stunting di Desa Denanyar, Jombang./bongkah.id/Karimatul Maslahah/

Bongkah.id – Mencegah stunting bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab generasi muda. Remaja memiliki peran strategis sebagai calon orang tua sekaligus agen edukasi di lingkungannya.

Pesan itu mengemuka dalam seminar bertajuk “Optimalisasi Remaja dalam Membangun Generasi Sehat Tanpa Stunting” yang digelar dosen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Jombang di Pawon Djowo, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

ads

Ketua kegiatan, Candra, menjelaskan bahwa seminar ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Unair yang didanai pemerintah.

“Tujuannya untuk membekali remaja dengan pengetahuan gizi, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga sebagai bekal menciptakan generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).

Perwakilan BKKBN Jombang, Veni Istiani, menambahkan bahwa upaya percepatan penurunan stunting harus dimulai sejak dini.

“Stunting di Jombang perlu dicegah sejak dini melalui peran keluarga dan masyarakat, karena kesehatan generasi mendatang ditentukan dari kesadaran hari ini,” ujarnya.

Dalam pemaparan materi, tim dosen Unair menekankan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi remaja. Haryono menegaskan, remaja yang memiliki pengetahuan dan perilaku sehat akan lebih siap menjalani peran sebagai calon orang tua.

“Kesehatan reproduksi remaja menjadi kunci dalam pencegahan berbagai masalah, termasuk stunting,” jelasnya.

Senada, Sylvie Puspita menambahkan bahwa kesiapan remaja sebagai calon pengantin mencakup pemahaman pola makan sehat, perencanaan pernikahan, hingga tanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Ia menegaskan bahwa stunting bukan hanya soal gizi, tetapi juga kesiapan membangun keluarga sehat sejak awal.

Menurut Sylvie, tinggi badan anak bisa meningkat hingga 8,5 cm lebih tinggi meski orang tuanya mengalami stunting, asalkan kebutuhan gizinya tercukupi. Hal ini menunjukkan stunting dapat dicegah bila penanganannya tepat.

Selain isu reproduksi, seminar juga menyoroti pentingnya pemenuhan nutrisi, terutama dari sumber protein hewani. M. Nur Ghoyatul Amin, pemateri terakhir, menekankan bahwa pemenuhan gizi sejak masa remaja hingga kehamilan sangat menentukan kualitas generasi.

“Asupan gizi yang seimbang bukan hanya mencegah stunting, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan produktif,” pungkasnya. (Ima/srp)

22

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini